Trending

Saturday, 20 October 2018

MENYATUNYA DIRI DENGAN TUHAN


MENYATUNYA DIRI DENGAN TUHAN.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh….Sahabat-sahabat yang aku hormati semuanya, tidak kira di mana jua berada. Baik dari dunia nyata mahupun sahabat-sahabat dari dunia ghaib. Segala puji syukur kehadirat Allah swt. Selawat senantiasa dihaturkan keatas Junjungan Baginda Nabi Muhammad saw. Tiada setitik niat pun dihati ini untuk menggurui siapa, hanya mencari dan mengharap ridho Allah swt semata. Dan dengan kerendahan hati yang paling dalam, izinkan aku yang miskin ilmu lagi dhoif ini, berbagi sedikit ilmu dan pengalaman untuk dikongsi bersama sahabat-sahabat semua.... Insha' Allah....
Sudah terlalu sering kita bahas di banyak forum, bahwa untuk mengenal Tuhan seseorang harus terlebih dahulu mengenal dirinya. Maksudnya, untuk sampai kepada pengenalan terhadap Tuhan, haruslah terlebih dahulu difahami dua hal.
Pertama :
Ia harus terlebih dahulu mengenal asal mula akan kejadian dirinya sendiri, dari mana, di mana dan bagaimana ia dijadikan...?
Kedua :
Ia harus terlebih dahulu mengetahui apa sesuatu yang mula-mula dijadikan oleh Allah SWT. Kedua perkara di atas menjadi prasyarat kesempurnaan bagi para salik dalam mengenal Allah.
Kita faham, yang mula-mula dijadikan oleh Allah adalah Nur Muhammad SAW yang kemudiannya dari Nur Muhammad inilah Allah jadikan roh dan jasad alam semesta. Bermula dari Nur Muhammad inilah maka semua roh termasuk roh manusia diciptakan Allah sedangkan jasad manusia diciptakan mengikut jasad Nabi Adam as.
Kerana itu, Nabi Muhammad Saw adalah ‘nenek moyang roh’ sedangkan Nabi Adam as adalah ‘nenek moyang jasad’. Hakikat dari penciptaan Adam a.s, sendiri adalah berasal dari tanah, tanah berasal dari air, air berasal dari angin, angin berasal dari api, dan api itu sendiri berasal dari Nur Muhammad. Sehingga pada prinsipnya roh manusia diciptakan berasal dari Nur Muhammad dan jasad atau tubuh manusia pun hakikatnya berasal dari Nur Muhammad. Jadilah kemudian ‘cahaya di atas cahaya’ (QS. An-Nuur 35), di mana roh yang mengandung Nur Muhammad ditiupkan kepada jasad yang juga mengandung Nur Muhammad.
Bertemu dan meleburlah roh dan jasad yang berisikan Nur Muhammad ke dalam hakikat Nur Muhammad yang sebenarnya. Tersebab bersumber pada satu wujud dan nama yang sama, maka roh dan jasad tersebut haruslah disatukan dengan mesra menuju kepada pengenalan Yang Maha Mutlak, Zat Wajibul Wujud yang memberi cahaya kepada langit dan bumi, dan yang semula menciptakan, sebagaimana mesranya hubungan antara air dan tumbuhan, di mana ada air di situ ada tumbuhan, dan dengan air lah segala makhluk dihidupkan. (QS. Al-Anbiya 30).
Pengenalan terhadap hakikat Nur Muhammad inilah maqam atau stasiun yang terakhir dari pencarian akan makrifat kepada Allah. Martabat Nur Muhammad inilah martabat yang paling tinggi, dan pengenalan akan Nur Muhammad inilah yang menjadikan ilmu menjadi sempurna.
Nur Muhammad mempunyai dua bentuk, yakni Nabi Muhammad yang dilahirkan dan menjadi cahaya rahmat bagi alam :
"... tidaklah engkau diutus wahai (Muhammad Rasulullah Saw) melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam.". dan yang berbentuk Nur.
Nur Muhammad adalah cahaya semula yang melewati dari Nabi Adam ke nabi yang lain bahkan berlanjut kepada para imam mahupun wali ; cahaya melindungi mereka dari perbuatan dosa (maksum); dan mengaruniai mereka dengan pengetahuan tentang rahasia-rahasia Illahi. Allah telah menciptakan Nur Muhammad jauh sebelum diciptakan Adam as. Lalu, Allah berkata :
Allah menunjukkan kepada para malaikat dan makhluk lainnya, bahwa :
" Inilah makhluk Allah yang paling mulia."
Oleh itu, harus dibedakan antara konsep Nur (Muhammad) sebagai manusia biasa (seorang Nabi) dan Nur Muhammad secara dimensi spiritual yang tidak dapat digambarkan dalam dimensi fisik dan realiti.
Nur Muhammad sebagai prinsip aktif di dalam semua pewahyuan dan inspirasi. Melalui Nur ini pengetahuan yang kudus itu diturunkan kepada semua nabi, tetapi hanya kepada Ruh Muhammad saja diberikan universal. Nur Muhammad memiliki banyak nama sebanyak aspek yang dimilikinya. Ia disebut ruh apabila dikaitkan dengan ketinggiannya. Tidak ada kekuasaan makhluk yang melebihinya, semuanya tunduk mengitarinya, kerana ia kutub dari segenap ruh. Ia disebut al-Haqq al Makhluq Bih, (al-Haqq sebagai alat pencipta), hanya Allah yang tahu hakikatnya secara pasti.
Dia disebut al-Qalam al-A'la (pena tertinggi) dan al-Aql al-Awal (akal pertama) kerana wadah pengetahuan Tuhan terhadap Alam Maujud, dan Tuhan lah yang menuangkan sebagian pengetahuannya kepada makhluk.
Adapun disebut al-Ruh al-Ilahi (ruh ketuhanan) kerana ada kaitannya dengan ruh al-Quds (ruh Tuhan).
Al-Amin (ruh yang jujur) adalah kerana ia adalah perbendaharaan ilmu tuhan dan dapat dipercayai-Nya.
Oleh itu, tajalli al-Haq yang paling sempurna adalah Nur Muhammad. Nur Muhammad ini telah ada sejak sebelum alam ini ada, ia bersifat qadim lagi azali. Nur Muhammad itu berpindah dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam berbagai bentuk para nabi, yakni Adam, Nuh, Ibrahim, Musa hingga dalam bentuk nabi penutup (khatamun nabiyyin), Muhammad Saw.
Dalam teori martabat tujuh difahami bahwa dunia manusia merupakan dunia perubahan dan pergantian, tidak ada sesuatu yang tetap di dalamnya. Segalanya akan selalu berubah, memudar, dan setelah itu akan mati. Oleh kerana itulah, manusia ingin berusaha mengungkap hakikat dirinya agar dapat hidup kekal seperti Yang Menciptakannya. Untuk mengungkap hakikat dirinya, manusia memerlukan seperangkat pengetahuan batin yang hanya dapat dilihat dengan mata hati yang ada dalam sanubarinya.
Seperangkat pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu ma‘rifatullah. Ilmu ma’rifatullah merupakan suatu pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk mengenal dan mengetahui Allah.
Ilmu ma‘rifatullah dipilih menjadi dua macam, yaitu ilmu makrifat transendent dan ilmu makrifat imanen. Tuhan menyatakan diri-Nya dalam Tujuh Martabat, yaitu :
Martabat pertama disebut martabat tidak nyata.
Dan martabat kedua sampai dengan martabat ketujuh disebut martabat- martabat nyata, terinderawi. Yakni :
1.) Martabat Ahadiyyah (ke-’ada’-an Zat yang Esa);
2.) Martabat Ahadiyyah (ke-’ada’-an Zat yang Esa);
3.) Martabat Wahidiyyah (ke-’ada’-an asma yang meliputi hakikat realitas keesaan);
4.) Keempat, martabat Alam Arwah;
5.) Martabat Alam Mitsal;
6.) Martabat Alam Ajsam (alam benda);
7.) Dan Martabat Alam Insan.
Ketujuh proses perwujudan di atas, keberadaannya terjadi bukan melalui penciptaan, tetapi melalui emanasi (pancaran). Untuk itulah, antara martabat transendent atau martabat tidak nyata dengan martabat imanen atau martabat nyata secara lahiriah keduanya berbeda, tetapi pada hakikatnya keduanya sama.
Seorang Salik yang telah mengetahui kedua ilmu ma‘rifatullah, ia akan sampai pada tataran tertinggi, yaitu tataran rasa bersatunya manusia dengan Tuhan atau dikenal dengan sebutan Wahdatul-Wujûd. Hal tersebut dapat dianalogikan dengan air laut dan ombak. Air laut dan ombak secara lahiriah merupakan dua hal yang berbeda, tetapi pada hakikatnya ombak itu berasal dari air laut sehingga keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisah.
Maqam Nur Muhammad adalah maqam paling tinggi dari pencarian dan pendakian sufi menuju makrifah kepada Allah, tiada lagi maqam atau stasiun paling tinggi sesudah ini. Kesimpulannya, berbahagialah orang-orang yang dapat menyandingkan penyatuan sumber asal mula penciptaannya dalam satu harmoni, yakni Nur Muhammad, sebab ia berada pada satu kedudukan yang tinggi dan terbukanya segala hijab yang membatasinya.
Allah telah menciptakan Nur Muhammad dan Nur itu telah diwarisi melalui generasi nabi-nabi hingga ia sampai kepada Abdullah bin Abdul Muthalib dan turun kepada Nabi Muhammad Saw.
" Sesungguhnya yang mula-mula dijadikan oleh Allah adalah cahaya-ku (Nur Muhammad)."
Sesungguhnya Allah menciptakan sebelum sesuatu, Nur Nabi-mu daripada Nur-Nya. Maka jadilah Nur tersebut berkeliling dengan Qudrat-Nya sekira-kira yang dikehendaki Allah. Padahal tiada pada waktu itu lagi sesuatu pun; tidak ada Lauh Mahfuzh, Qalam, Surga, Neraka, Malaikat, Langit, Bumi, Matahari, Bulan, Jin dan Manusia ;
Tiada apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini.
Dari Nur inilah kemudian diciptakan-Nya Qalam, Lauh Mahfuzh dan Arsy. Allah kemudian memerintahkan Qalam untuk menulis, dan Qalam bertanya :
" Ya Allah, apa yang harus saya tulis...?" Allah berfirman :
Tulislah : " LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASULULLAH."
Atas perintah itu Qalam berseru :
" Oh, betapa sebuah nama yang indah dan agung Muhammad itu, bahwa dia disebut bersama Asma-Mu yang Suci, ya Allah."
Allah kemudian berkata :
" Wahai Qalam, jagalah kelakuanmu...! Nama ini adalah nama kekasih-Ku, dari Nur-nya Aku menciptakan Arsy, Qalam dan Lauh Mahfuzh ; kamu, juga diciptakan dari Nur-nya. Jika bukan kerana dia, Aku tidak akan menciptakan apa pun."
Ketika Allah telah mengatakan kalimat tersebut, Qalam itu terbelah dua kerana takutnya akan Allah dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup, sehingga sampai dengan hari ini hujung nya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung. Maka, jangan seorangpun gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci, atau menjadi lalai dalam mengikuti contohnya (Nabi) yang cemerlang, atau membangkang dan meninggalkan kebiasaan mulia yang diajarkannya kepada kita.
Berikut salah satu ilmu dalam khazanah budaya nusantara agar kita dapat menuju Nur Muhammad yang Agung tersebut. Baca, hafal, hayati, resapi dan amalkan dalam hidup sehari-hari.
MANTRANYA :
WAHAI SEDULURKU ADAM SUFI
BADANKU TIDUR ROHKU TERJAGA
GERAKKAN AKU NUR MUHAMMAD.
Silahkan diamalkan sesuai dengan kemampuan. Semoga kita akan sampai kepada- NYA. Insya' Allah.. Salam persahabatan...
SEKIAN DAHULU..
QUL HU ALLAHU AHAD. LAA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINAZ ZALIMIN. LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH...
Seperti biasa ambil sisi positif dari keilmuan dan cerita ini, yang negatif jangan diambil. Kekuatan yang tidak bisa ditandingi adalah, kekuatan daripada Allah s.w.t. Sang Maha Pencipta.
Sekiranya ada tutur bahasa dan tingkah laku yang tidak berkenan di hati para sahabat-sahabat semua, aku. TOK PENJEJAK BADAI, dengan merendahkan diri memohon maaf....
TERIMA KASIH......
OLEH :
TOK PENJEJAK BADAI.


Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts