Trending

Sunday, 28 October 2018

SIAPAKAH LATTA DAN UZZA




SIAPAKAH LATTA DAN UZZA...?
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh….Sahabat-sahabat yang dikasihi dan aku hormati semuanya, tidak kira di mana jua berada. Baik dari dunia nyata mahupun sahabat-sahabat dari dunia ghaib. Segala puji syukur kehadirat Allah swt. Selawat senantiasa dihaturkan keatas Junjungan Baginda Nabi Muhammad saw. Tiada setitik niat pun dihati ini untuk menggurui siapa, hanya mencari dan mengharap ridho Allah swt semata. Dan dengan kerendahan hati yang paling dalam, izinkan aku yang miskin ilmu lagi dhoif ini, berbagi sedikit ilmu dan pengalaman untuk dikongsi bersama sahabat-sahabat semua.. Insha' Allah..
Kita sering mendengar tentang nama sesembahan di masa jahiliyah yang disebut Latta dan Uzza. Tapi tidak banyak yang tahu dari mana nama itu berasal. Meski penduduk Mekkah sudah beriman kepada Allah sebagai Rabb mereka.
Dalam berbagai riwayat hadist tentang akhir zaman. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Aisyah mendengar Rasulullah bersabda :
" Malam dan siang tidak akan hilang hingga Latta dan Uzza disembah. Mereka lalu kembali kepada agama leluhur (nenek moyang) mereka." Aisyah berkata :
" Ya Rasulullah, saya menyangka ketika Allah swt menurunkan ayat ; " Dia lah yang mengutuskan Rasul-Nya dengan petunjuk dengan agama kebenaran agar dia memenangkan atas semua agama, walaupun semua orang-orang musyrik tidak menyukainya." Maka itu sudah selesai..?
Baginda bersabda :
" Hal itu akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah menghembuskan angin yang sejuk dari arah Syiria, sehingga tidak tersisa di muka bumi seorang pun yang didalam hatinya terdapat sebesar/sebutir zarah kebaikan dan keimanan. Semuanya mati, bahkan kalau ada diantara mereka yang lari masuk kedalam gunung, maka angin itu akan masuk kepadanya dan mencabut nyawanya."
" Tinggallah orang-orang jahat dalam keriangan burung dan mimpi-mimpi binatang buas. Mereka tidak mengetahui kebaikan dan tidak menolak kemungkaran. Syaitan membuat peraturan dan berkata ; " Apakah kalian akan patuh..?" Mereka menjawab :
" Apa yang anda perintahkan...?"
Syaitan memerintahkan mereka untuk menyembah berhala. Pada waktu itu rezeki mereka berlimpah ruah dan kehidupan mereka sejahtera. Kemudian ditiuplah Sangkakala.
Diantara berhala yang disembah ialah :
- DZULKHISHAH.
- THAGHIYAH DAUS.
- LATTA.
- UZZA.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah bersabda :
" Kiamat tidak akan terjadi sampai tangan dan kaki perempuan suku Daus menari dihadapan Dzulkhishah, iaitu berhala yang disembah di zaman jahiliah."
Al-‘Uzzá ( العزى, Yang Terkuat ) adalah salah satu berhala yang disembah oleh bangsa Arab Jahiliyah. Berhala ini dianggap sebagai salah satu anak Tuhan bersama dengan Latta dan Manat. 'Uzza dianggap sebagai Dewi Perang Suci dan yang paling muda di antara berhala Dewi yang lain. Berhala pohon dari Sallam yang terletak di lembah Nakhlah yang terletak antara Mekkah dan Tha’if. Di sekitarnya terdapat bangunan, dan tirai-tirai. Berhala ini juga mempunyai pelayan dan penjaga.
Al-'Uzza juga disembah oleh bangsa Nabath, yang dianggap sejajar dengan salah satu Dewi Aphrodite. Al Quran menyebutkannya di dalam salah satu surah yaitu di dalam surah An-Najm ayat 19, yang berbunyi :
Nama Latta, 'Uzza dan Manat di singgung oleh Allah Ta’ala dalam ayat:
أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى (19) وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى(20) أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى (21) تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى (22) إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى (23)
" Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Latta dan Al Uzza, dan Manat yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)..? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan..? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya ; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka." (QS. An Najm: 19-23)
Namun kebanyakan dari kaum muslimin belum mengetahui siapa sebenarnya Latta itu. Apakah ia sekadar patung...? Mengapa ia disembah...?
Imam Ibnu Jarir Ath Thabari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ada 2 cara membaca اللَّاتَ. Yang pertama adalah dengan men-takhfif huruf ta' (tidak di-tasydid). Jadi dibaca al Laata, yang menunjukkan sebuah nama. Sebagian ulama mengatakan disebut al Laata kerana berasal dari lafadz "Allah" kemudian ditambahkan ta' ta'niits. Sebagaimana ‘Amr, menjadi ‘Amrah. Juga sebagaimana ‘Abbas menjadi ‘Abbasah. Demikianlah cara orang-orang musyrikin menyebut berhala mereka dengan nama Allah untuk mengagungkan para berhala tersebut. Dan dari nama Allah Al 'Aziz muncul nama Al 'Uzza. Dan mereka menganggap para berhala itu sebagai anak-anak perempuan Allah (Tafsir Ath Thabari, 22/522).
Yang membaca dengan bacaan al laata diantaranya Qatadah, ia pun menjelaskan :
أما اللات فكان بالطائف
"....adapun al laata itu letaknya ada di Tha’if." (Tafsir Ath Thabari, 22/523)
اللات بيت كان بنخلة تعبده قريش
"....al laata itu sebuah rumah yang berada di Nakhlah, daerah antara Thaif dan Makkah." (Tafsir Ath Thabari, 22/523)
Ibnu Katsir juga menjelaskan tentang Latta dalam Tafsir Ibnu Katsir (7/455) :
وَكَانَتِ “اللَّاتُ” صَخْرَةً بَيْضَاءَ مَنْقُوشَةً، وَعَلَيْهَا بَيْتٌ بِالطَّائِفِ لَهُ أَسْتَارٌ وسَدَنة، وَحَوْلَهُ فِنَاءٌ مُعَظَّمٌ عِنْدَ أَهْلِ الطَّائِفِ
" Al Latta adalah patung putih yang berukir. Ia ditempatkan dalam sebuah rumah di Tha’if yang memiliki kelambu-kelambu dan juru kunci. Sekelilingnya terdapat halaman. Latta di agungkan oleh penduduk Tha’if."
Kemudian Ibnu Katsir menjelaskan hakikat Latta dan membawakan hadits :
عن ابن عباس رضي الله عنهما ، في قوله : { اللات والعزى } كان اللات رجلا يلت سويق الحاج
Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ’Anhuma, beliau menafsirkan makna ayat اللات والعزى bahwa Latta adalah seorang lelaki yang membuat adonan roti untuk para jemaah haji." (HR. Bukhari no. 4859)
LATTA.
Menurut riwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Rabi’ bin Anas mereka membaca (الاَّتَ) dengan ditasydidkan (تَّ) dan mereka menafsirkannya dengan ; " Seseorang yang mengadoni gandum untuk para jamaah haji pada masa jahiliyyah. Tatkala dia meninggal, mereka i’tikaf di kuburannya dan menyembahnya." Dikatakan menyembah kerana beribadah di kubur tersebut dengan maksud agar mendapat berkah, atau bahkan meminta berkah dari roh penghuni kubur.
Mujahid berkata :
" Al Latta adalah orang yang dahulunya yang suka mengaduk tepung gandum (dengan air atau minyak) untuk dihidangkan kepada jemaah Haji, setelah meninggal, mereka pun senantiasa mendatangi kuburannya."
Imam Al-Bukhari mengatakan ; Telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas berkata tentang firman Allah ; " Al-Latta dan Al-’Uzza." :
" Al-Latta adalah seseorang yang menjadikan gandum untuk para jamaah haji." [ Tafsir Ibnu Katsir, 4/35, lihat Tafsir Al-Qurthubi, 9/66, Ighatsatul Lahfan, 1/184]
Seiring waktu Latta diabadikan dalam bentuk patung monumen yang digantung di sekitar Ka'bah dan dimuliakan oleh penduduk Mekkah dan makin lama menjadi objek yang disakralkan, bersamaan dengan patung lainnya, seperti Uzza, Manat, Hubal dan patung-patung yang mereka yakini sebagai bentuk malaikat.
Singkat kata, Latta adalah sebutan untuk seorang shalih yang membuatkan roti kepada jema’ah haji dengan percuma. Ketika ia meninggal, orang-orang mengenangnya dan mendatangi kuburannya, lalu beribadah di sana. Lama-kelamaan ia diagungkan dan menjadi berhala yang disembah selain Allah.
Faedah yang dapat kita ambil, ternyata memuji dan mengkultuskan orang secara berlebihan boleh mengakibatkan ia menjadi sesembahan yang disembah. Awalnya hanya dipuja-puji, namun orang-orang selanjutnya mulai membuatkan patung, lalu dibuatkan rumah untuk patung itu, lalu lama-kelamaan mereka beri’tikaf (berdiam diri untuk beribadah) di sana, dan akhirnya orang-orang selanjutnya pun menyembahnya. Oleh kerana itu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sangat mewanti-wanti umatnya untuk tidak berlebihan memujinya dan tidak mengkultuskan beliau. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
لا تُطْروني ، كما أطْرَتِ النصارى ابنَ مريمَ ، فإنما أنا عبدُه ، فقولوا : عبدُ اللهِ ورسولُه
"Jangan berlebihan memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuja-muji Isa bin Maryam. Kerana aku hanyalah hamba-Nya maka sebutlah aku ; hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Al Bukhari 3445)
Ritual Haji sudah ada di Mekkah sejak zaman Nabi Ibrahim as, namun ratusan tahun berlalu Umroh dan Haji sudah mengalami perubahan di masa jahiliyah dengan tambahan perbuatan bid'ah dan kesyirikan. Salah satunya banyak memajang/menggantung gambar dan patung-patung orang sholeh yang mereka anggap dapat memberkahi dan mendekati mereka kepada Allah (Az Zumar ), bid'ahnya seperti dijelaskan dalam al Quran yaitu thawaf sambil bersiul dan bertepuk tangan.
Kaum musyrikin juga sudah melakukan Sa'i Shafa - Marwah, namun di kedua bukit itu juga dipasang patung-patung berhala mereka. Oleh kerananya Allah menegaskan dalam Al Baqarah : 158 bahwa Shafa dan Marwah adalah termasuk syariat Allah. Ketika itu kaum Muslimin bertanya kepada Nabi tentang keberadaan berhala-berhala di kedua bukit tersebut.
Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga mewanti-wanti agar makam beliau tidak dijadikan tempat ibadah dan disembah, beliau bersabda :
اللَّهمَّ لا تجعَلْ قبري وثنًا يُعبَدُ, اشتدَّ غضبُ اللهِ على قومٍ اتَّخذوا قبورَ أنبيائِهم مساجدَ
" Ya Allah, jangan jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah. Sangat keras murka Allah terhadap kaum yang menjadikan kuburan Nabi mereka sebagai masjid (tempat ibadah)." (HR. Ahmad 13/88, di shahihkan Ahmad Syakir dalam ta’liq-nya)
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
" Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." (QS. Az Zumar: 3).
Wallahu Waliyut Taufiq.
SELESAI....
SEKIAN DAHULU..
QUL HU ALLAHU AHAD. LAA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINAZ ZALIMIN. LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH...
Seperti biasa ambil sisi positif dari keilmuan dan cerita ini, yang negatif jangan diambil. Kekuatan yang tidak bisa ditandingi adalah, kekuatan daripada Allah s.w.t. Sang Maha Pencipta.
Sekiranya ada tutur bahasa dan tingkah laku yang tidak berkenan di hati para sahabat-sahabat semua, aku. TOK PENJEJAK BADAI, dengan merendahkan diri memohon maaf....
TERIMA KASIH......
OLEH :
TOK PENJEJAK BADAI.


Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts