Trending

Tuesday 7 November 2017

KESALAHAN FATAL WAHABI MENAFSIRKAN QS Al An'am ayat 116


KESALAHAN FATAL WAHABI MENAFSIRKAN QS Al An'am ayat 116

JANGAN IKUTI MAYORITAS, NANTI SESAT !! KATA WAHABI, Mereka berdalih (dalih ya bukan dalil), dengan QS Al An'am ayat 116

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS Al An'am 116)
Jika dibaca secara sepintas sepertinya memang benar apa yang dia maksudkan dengan bersandar kepada Ayat ini. Akan tetapi disinilah dibutuhkan Ilmu untuk melihat apakah yang di tuliskannya itu madu atau racun. Lurus atau sesat. Ilmu atau Nafsu, inilah pentingnya ilmu.
Meskipun Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sudah mewanti-wanti umat ini agar BERHATI-HATI didalam menafsirkan Al-Qur'an karena jika dg hawa nafsu ancamannya tidak main2 NERAKA, meski begitu sepertinya tidak membuat sekte sempalan abad 20 (wahabi) ini menjadi takut atau ngeri. Mereka malah semakin menjadi-jadi memperturutkan hawa nafsunya bahkan seakan bangga melakukannya, mungkin agar di bilang alim (orang berilmu) ? wallahu a'lam.
Kesalahan wahabi dalam menafsirkan QS Al An'am 116 adalah mereka mengikuti hawa nafsunya dalam menceritakan ayat ini, hanya menyerap teks ayat secara leterteg tanpa merujuk kepada tafsirnya juga tidak dalam bimbingan ahlinya sehingga kelirulah jadinya.
Didalam Islam kita mendengar salah satu sosok agung yang secara langsung dido'akan oleh Rasulullah saw agar di beri pemahaman terhadap Al-Qur'an. Dialah Sayyidina Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu.

Berkata Sayyidina Ibnu Abbas Radhiallahu anhu menafsirkan Surat Al An'am ayat 116 :

 { وَإِن تُطِعْ } يا محمد { أَكْثَرَ مَن فِي الأرض } وهم رؤساء أهل مكة منهم أبو الأحوص مالك بن عوف الجشمي وبديل بن ورقاء الخزاعي وجليس بن ورقاء الخزاعي { يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ الله } يخطئوك عن طريق الله في الحرم { إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظن } ما يقولون إلا بالظن { وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ } يكذبون في قولهم للمؤمنين أن ما ذبح الله خير مما تذبحون أنتم بسكاكينكم { إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِ } عن دينه وطاعته { وَهُوَ أَعْلَمُ بالمهتدين } لدينه يعني محمداً عليه الصلاة و السلام وأصحابه

JIKA KAU TAATI wahai Muhammad KEBANYAKAN PENDUDUK BUMI yg dimaksud adalah tokoh tokoh di Makkah diantara mereka Abul Ahwash, Malik bin Ayyub Alhashmiy, Budail bin Warqo Al Khuzza'iy, dan Jaliis bin Warqaa' Al Khuzza'iy MEREKA AKAN MENYESATKANMU DARI JALAN ALLAH, mereka akan membuatmu menyimpang dari jalan Allah swt di tanah haram makkah, TIADALAH YG MEREKA IKUTI KECUALI HANYA PERSANGKA SANGKA mereka hanya berucap dg sangkaan DAN TIADALAH MEREKA KECUALI BERDUSTA, berdusta pada ucapan mereka pada orang orang beriman, bahwa apa apa dari sembelihan Allah (perbuatan mereka) lebih baik dari pada kalian dg sembelihan pisau kalian, SUNGGUH TUHANMU LEBIH MENGETAHUI SIAPA SIAPA YG SESAT DARI JALAN NYA SWT lebih mengetahui yg berdosa pada Nya dan yg taat pada Nya, DAN DIA LEBIH MENGETAHUI SIAPA YG DIDALAM HIDAYAH YG BENAR yaitu Muhammad saw dan para sahabat beliau saw (Tafsir Ibn Abbas ra QS al Al An'am 116).

Jadi jelas sudah mereka salah menafsirkan, mereka menafsir tanpa tahu asbab nuzulnya.
Inilah rancunya slogan "KEMBALI KEPADA ALQUR'AN DAN HADITS SHAHIH" yang slalu di dengung2kan sekte sempalan abad 20 ini sehingga kaum awam banyak yang jadi terbodohi karenanya. KEMBALI KEPADA ALQUR'AN DAN HADITS SHAHIH jangan dengarkan ulama karena ulama tidak maksum, begitulah slogan mereka. Artinya mereka menganjurkan untuk kembali KEPADA ALQUR'AN dengan TAFSIRAN MASING-MASING, tentu kacau sekali. Kembali Kepada Al-Qur'an itu wajib tetapi BUKAN BERARTI MENAFSIRKAN AL-QUR'AN SEMAUNYA MENGIKUTI HAWA NAFSU TANPA BIMBINGAN AHLINYA.

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Jundub bin Abdullah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَأَصَابَ فَقَدْ أَخْطَأَ
 قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَقَدْ تَكَلَّمَ بَعْضُ أَهْلِ الْحَدِيثِ فِي سُهَيْلِ بْنِ أَبِي حَزْمٍ وَهَكَذَا رُوِيَ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ أَنَّهُمْ شَدَّدُوا فِي هَذَا فِي أَنْ يُفَسَّرَ الْقُرْآنُ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَأَمَّا الَّذِي رُوِيَ عَنْ مُجَاهِدٍ وَقَتَادَةَ وَغَيْرِهِمَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّهُمْ فَسَّرُوا الْقُرْآنَ فَلَيْسَ الظَّنُّ بِهِمْ أَنَّهُمْ قَالُوا فِي الْقُرْآنِ أَوْ فَسَّرُوهُ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَوْ مِنْ قِبَلِ أَنْفُسِهِمْ وَقَدْ رُوِيَ عَنْهُمْ مَا يَدُلُّ عَلَى مَا قُلْنَا أَنَّهُمْ لَمْ يَقُولُوا مِنْ قِبَلِ أَنْفُسِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مَهْدِيٍّ الْبَصْرِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ مَا فِي الْقُرْآنِ آيَةٌ إِلَّا وَقَدْ سَمِعْتُ فِيهَا شَيْئًا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ قَالَ مُجَاهِدٌ لَوْ كُنْتُ قَرَأْتُ قِرَاءَةَ ابْنِ مَسْعُودٍ لَمْ أَحْتَجْ إِلَى أَنْ أَسْأَلَ ابْنَ عَبَّاسٍ عَنْ كَثِيرٍ مِنْ الْقُرْآنِ مِمَّا سَأَلْتُ

"Barangsiapa berkata tentang Al Qur`an dengan pendapatnya, maka dia tetap salah walaupun pendapatnya benar." Abu Isa berkata; Hadits ini ghoriib.
Sebagian ahli hadits membicarakan Suhail Ibn Abu Hazm, dan demikianlah telah diriwayatkan dari sebagian ulama dari para sahabat Rasulullah SAW dan yang lainnya, bahwa mereka memperketat dalam masalah ini yaitu tentang menafsirkan Al Qur`an tanpa Ilmu, adapun yang diriwayatkan dari Mujahid, Qatadah dan lainnya dari para ulama, bahwa mereka menafsirkan Al Qur`an bukan karena prasangka yang ada pada mereka, kemudian mereka mengatakan tentang Al Qur`an atau menafsirkannya tanpa dasar ilmu atau dari diri mereka, telah diriwayatkan dari mereka, mengenai dalil yang menunjukkan atas apa yang kami katakan, bahwa mereka tidak mengatakan tentang Al Qur`an dari diri mereka tanpa dasar ilmu.

Telah menceritakan kepada kami Al Hussayn bin Mahdi Al Bashri telah mengabarkan kepada kami Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Qatadah ia berkata; "Tidak ada satu ayat pun dari Al Qur`an kecuali aku telah mendengar apa yang terkandung di dalamnya."
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Al A'masy ia berkata; Mujahid berkata; "Seandainya aku membaca dengan bacaan Ibnu Mas'ud, maka aku tidak perlu lagi bertanya kepada Ibnu Abbas tentang banyak hal dari Al Qur`an, sebagaimana yang saya tanyakan."

CUKUPLAH INI SEBAGAI TANDZIR UNTUK ORANG2 YANG PATUH, TIADALAH YANG MENGINGKARINYA KECUALI ORANG DAN KELOMPOK YANG TELAH TERHIJAB.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari Anu'man bin Basyir bahwa Rasulullah saw bersabda :

عَلَى هَذِهِ الْأَعْوَادِ أَوْ عَلَى هَذَا الْمِنْبَرِ مَنْ لَمْ يَشْكُرْ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرْ الْكَثِيرَ وَمَنْ لَمْ يَشْكُرْ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَالتَّحَدُّثُ بِنِعْمَةِ اللَّهِ شُكْرٌ وَتَرْكُهَا كُفْرٌ وَالْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ

"Siapa yang tidak mampu mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak. Dan siapa yang bisa berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak akan bersyukur kepada Allah 'azza wajalla. Membicarakan nikmat Allah adalah syukur, sedangkan meninggalkannya adalah kufur. Berjama'ah adalah rahmat, sedangkan perpecahan adalah adzab." Abu Umamah Al Bahili berkata; "Hendaklah kalian bersama golongan mayoritas muslimin."
Kemudian Abu Umamah membacakan ayat ini, yang terdapat dalam surat An Nur: "Dan jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu." (QS. Annur 54).
Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy dari Abdurrahman bin Harmalah dari 'Amru bin Syu'aib, dia berkata; aku mendengar bapakku menceritakan dari bapaknya, ia berkata bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Satu orang pengendara adalah satu setan, dua orang pengendara adalah dua setan, dan tiga orang pengendara adalah sebuah kafilah."

 (Riwayat Imam Ahmad dari Abdullah bin Amru ra)

حدثنا العباس بن عثمان الدمشقي . حدثنا الوليد بن مسلم . حدثنا معاذ بن رفاعة السلامي . حدثني أبو خلف الأعمى قال سمعت أنس بن مالك يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم : يقول إن أمتي لا تجتمع على ضلالة . فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم

“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah kelompok mayoritas
 (HR. Ibnu Majah, Hadits ini dishahihkan oleh Imam Suyuthi)
Al Hujjatul Islam Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani yg menukil perkataan Imam Thabari rahimahullah yang menyatakan: “Berkata kaum (ulama), bahwa jama’ah adalah mayoritas kaum muslim“
(Fathul Bari bi Syarah Shahih Bukhari 12/37 )
hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ibnu Majah menunjukkan akan hal ini, yaitu sabda beliau:

إن الله لا يجمع أمتي على ضلالة

Maknanya:"Allah tidak menjadikan umat ini bersepakat semuanya dalam kesesatan".
 Dan dalam riwayat Ibnu Majah dengan tambahan:

فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم

Maknanya: "Kalau kalian melihat adanya perselisihan, maka berpegang teguhlah pada ajaran mayoritas umat".
 Hadits mauquf Abu Mas'ud al Badri juga menguatkan kebenaran hal ini, yaitu perkataan beliau:

وعليكم بالجماعة فإن الله لا يجمع هذه الأمة على ضلالة

Maknanya:"Berpegang teguhlah kalian pada ajaran al Jama'ah, karena Allah tidak menjadikan umat ini bersepakat semuanya dalam kesesatan".
Al hafizh Ibnu Hajar al Asqalani menilai hadits ini dan mengatakan: "Sanadnya hasan" juga hadits mauquf Abdullah ibn Mas'ud yang juga shahih nisbatnya kepada beliau, yaitu perkataan beliau:

ما رءاه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن وما رءاه المسلمون قبيحا فهو عند الله قبيح

Maknanya:"Apa yang dilihat oleh orang-orang Islam sebagai kebaikan, maka itulah sejatinya kebaikan yang dianjurkan oleh Allah, dan apa yang dilihat oleh mereka sebagai keburukan, maka itulah sebenarnya keburukan yang dilarang oleh Allah".
Al Hujjatul Islam Al Imam Ibnu Hajar Al Asqalani berkata: "Ini adalah hadits mauquf yang hasan".
 Rasulullah SAW Bersabda : Allah tidak akan membiarkan ummatku dalam kesesatan selamanya. Ikutilah KELOMPOK MAYORITAS. Tangan (rahmah dan perlindungan) Allah bersama (Ahlussunah wal) jamaah. Barangsiapa menyendiri/menyempal/memisahkan diri (dari Jama'ah ini), (maka) dia (akan) akan menyendiri/menyempal di dalam neraka. (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas Juz 1 Hal 202 No. 398 dan dari Ibnu Umar juz 1 hal. 199 nomor 391 (Jami’ul Ahadits: 17.515)


Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts