Trending

Sunday 26 August 2018

CARA MERAWAT KERIS DENGAN BENAR



MEMILIH KERIS YANG BAIK.
CARA MERAWAT KERIS DENGAN BENAR.
Assalam...sahabat-sahabat yang aku hormati semuanya, tak kira dimana saja berada. Baik dari dunia nyata mahu pun sahabat dari dunia ghaib. Segala puji syukur ke hadirat Allah swt. Selawat senantiasa dihatur ke atas junjungan Baginda Nabi Muhammad saw. Izinkan aku yang dhoif lagi cetek ilmu ingin berbagi sedikit pengalaman dan ilmu untuk dikongsi bersama para sahabat-sahabat semua....Insyaallah...
Sering kita melihat atau mendengar adanya transaksi keris dari satu orang ke orang yang lain, transaksi ini dalam dunia perkerisan diistilahkan dengan nama mas kawin / mahar, begitu lembut dan santunnya para nenek moyang kita menghargai keris senilai dengan anaknya sendiri.
Begitu banyaknya keris yang beredar dipasaran dari mulai keris yang bermutu rendah sampai berkualiti tinggi dengan mudah kita dapatkan. Nah dari sinilah kemudian timbul beberapa hal yang perlu diketahui oleh para pecinta keris sebelum membeli / melakukan mas kawin pada salah satu keris (Berhati-hati sebelum membeli), diantaranya :
1.) Meneliti keris dengan seksama.
2.) Mengukur nilai keris dengan melihat garap dan kwaliti bahan-bahannya.
3.) Meneliti si penjualnya, pemakai (orang rumahan), penjual, kolektor, perantara, paranormal atau orang yang tidak tahu keris.
4.) Mengukur kekuatan budget, hehehe...
PENJELASANNYA :
1.) Meneliti keris dengan seksama.
Sebelum membeli keris hendaknya teliti dahulu bilah keris tersebut mulai dari ujung, sor-soran, pesi, ganja, kembang kacang dan ornament lainnya. Apakah ada yang tidak beres atau ada yang kurang atau tidak...? Jika keris tersebut lengkap kemudian telitilah " tua " atau " muda " mengikuti artikel sebelumnya.
2.) Mengukur nilai keris dengan melihat garap dan kwaliti bahan-bahannya.
Garap sebuah keris adalah salah satu hal yang menjadi tolok ukur sebuah harga keris, semakin cermat, teliti, rapi dan indah garap sebuah keris akan menjadikannya semakin mahal. Garap ini dapat dilihat dari ricikan, pamornya(design), warangka (sarung) dan kelengkapan keris lainnya. Keris yang bermutu rendah pastilah berharga rendah namun harga ini bisa menjadi tinggi jika sang penjual adalah seorang ahli pendongeng keris, dengan mengaku-aku sebuah keris milik salah satu pangeran maka harga keris tersebut kemudian dinaikkan. Para pecinta keris yang suka akan dongeng-dongeng inilah yang sering tertipu, maklum saja yang dibeli adalah dongengnya bukan kwaliti garapnya.
3.) Meneliti si Penjualnya, Pemakai (orang Rumahan), Pedagang, Kolektor, Perantara, Paranormal atau orang yang tidak tahu keris.
• Dari sisi si penjual kita akan dapat membedakan sekali kelas keris yang akan dijual. Sebagai contoh keris yang dimiliki oleh orang rumahan(orang biasa) sebagai benda warisan biasanya tidak tahu-menahu masalah harga, mereka hanya memperkirakan dengan nilai mas kawin seperti yang diceritakan datuk atau moyangnya. Dulu keris ini dibeli dengan dua ekor kerbau, jadi mas kawinnya sekarang 1.500 ribu. Namun ada juga yang tidak tahu harga keris dan menjualnya seperti barang antik.
• Seorang pedagang keris, biasanya memiliki lebih dari satu keris, dari kelas rendah sampai kelas bagus, disini yang kadang seorang pedagang keris juga ahli dalam hal dongeng- mendongeng. Hal ini tetap sama untuk menaikkan harga keris tersebut.
• Seorang kolektor keris, ya kadang seorang kolektor menjual beberapa koleksinya, tapi perlu hati-hati. Biasanya keris yang dijual kolektor ini adalah keris yang tidak lulus pilihan oleh kolektor yang bersangkutan. Kalau ada keris yang bagus pastilah masih dia simpan sendiri, dan biasanya dia berani banting harga jika kita mengetahui kelemahan dari keris yang dijualnya tersebut. Kolektor sudah mulai pandai dan beralih ke keris-keris yang mapan dan berkualiti.
• Seorang perantara keris, biasanya menawarkan keris dengan menaikkan harga keris tersebut jauh diatas harga dari yang punya, walau ada juga yang terang-terangan meminta komisi 10% dari nilai transaksi. Perantara ini biasanya mengetahui dan faham keris sehingga pandai juga mendongeng tentang keris.
• Seorang yang tidak tahu keris, biasanya membawa keris yang tidak diketahui kualitinya, kadang keris kuningan dia kira keris asli, namun kadang juga keris bagus dijual dengan harga yang murah.
4.) Mengukur kekuatan budget.
Ini langkah terakhir dalam membeli keris, kalau budget kita tidak memenuhi untuk sebuah keris tidak perlu dipaksakan, nantinya malah menganggu ekonomi keluarga, hehehehehe.
Ingat selalu membeli keris lebih mudah dari pada menjualnya, apalagi keris yang kita beli adalah keris kelas menengah kebawah, sudah pasti susah dicarikan pembelinya.
CARA MERAWAT KERIS.
Pastilah ada ramai sahabat-sahabat yang memiliki senjata-senjata khususnya Keris akan mengetahui bagaimana tata cara merawat keris yang benar sehingga keris sebagai pusaka akan tetap awet dan terawat dengan baik.
Namun ada juga yang hanya mengenal teknik dan tata cara perawatan keris ini hanya ala kadar sahaja sehingga antara perawatan dan pelestarian budaya menjadi saling bertentangan. Merawat Keris yang benar adalah yang seperti dilakukan oleh Keraton(istana), baik dari Surakarta maupun Yogyakarta.
PERAWATAN KERIS :
Pembersihan ini secara menyeluruh baik eksoteri maupun isoteri. Pembersihan ini dimaksudkan agar selama satu tahun penyimpanan keris di tempat kita jika mungkin ada karat yang menempel maka harus segera dibersihkan dan dihilangkan agar tidak merusak keris tersebut. Proses ini di mulai dari mutih kemudian mewarangi dan meminyaki keris, namun jika keris tidak berkarat maka cukup dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan dan diminyakkan kembali.
WAKTU MENCUCI DAN WARANGAN KERIS.
Jika perawatan dan pemeliharaan keris itu baik, maka untuk membersihkannya cukup satu tahun sekali saja. Umumnya dipilih pada bulan Suro atau bulan Muharam. Hari terbaik untuk keperluan itu, dipilih hari Jumat Kliwon atau hari Anggara Kasih. Tetapi keris-keris yang kurang baik perawatannya (Jarang diminyakkan), sehingga mudah berkarat, mudah kotor, harus lebih sering dibersihkan dan untuk pembersihan yang "darurat" semacam itu, tidak usah lagi menunggu datangnya hari baik. Kerana semakin lama keris yang kotor dan berkarat itu menunggu, semakin parah karat dan kotornya sehingga dapat merusak bilah keris.
Namun walau bagaimanapun hindarilah membersihkan keris pada malam hari dan petang hari. Tengah hari, waktu Zohor juga kurang baik untuk membersihkan keris. Pilihlah waktu untuk membersihkan keris pada pagi hari, ketika badan dan fikiran kita masih segar. Pada umumnya, ahli-ahli membersihkan keris, melakukan pekerjaannya mulai jam 8 pagi dan harus selesai sebelum 11 pagi.
Mungkin kerana proses fotokimia, maka keris yang dibersihkan ada saat-saat antara jam 8 pagi sampai jam 11 pagi dan membersihkan secara baik dan tepat, hasilnya akan memuaskan. Pamor keris akan menonjol, kehitaman keris akan sedang, tidak pucat dan tidak terlalu hitam. Nyatalah, bahwa cahaya matahari sangat berpengaruh pada baik atau tidaknya hasil pembersihan keris itu. Keris yang dibersihkan sebelum pukul 8 pagi, hasilnya akan tampak pucat. Sedangkan keris yang dibersihkan setelah jam 11 pagi, hasilnya akan terlalu hitam dan pamornya akan kurang menonjol.
CARA MENCUCI DAN MEWARANGI KERIS.
Membersihkan Keris
Membersihkan keris dalam bahasa Jawa ada beberapa macam istilahnya. Ada yang mengatakan nyirami, ngawisi nyuceni atau warangi. Namun artinya sama yakni membersihkan keris itu, membuang karat dan kotorannya, memberinya warangan (asenicum), kemudian melumasnya dengan minyak Cendana Kraton atau minyak Melati, agar wangi.
Larutan Warangan yang baik kalau dimasukkan ke dalam botol,
warnanya mirip Coca Cola yang lebih pekat ini, adalah "harta karun" bagi mereka yang hobi atau ahli mewarangi keris.
Fungsi cairan warangan adalah untuk menciptakan reaksi kimia antara besi dan larutan warangan pada permukaan bilah. Reaksi tersebut menghasilkan senyawa oksida besi, arsenik berupa lapisan tipis yang berfungsi sebagai anti karat pada permukaan bilah keris. Selain sebagai anti karat, lapisan tersebut juga menimbulkan warna kontras yang indah pada permukaan bilah. Hal ini disebabkan reaksi kimia hanya terjadi pada bagian bilah yang mengandung besi. Gelap terangnya permukaan suatu logam akibat reaksi tersebut tergantung dari tingginya kandungan besi dalam logam tersebut.
Seperti diketahui keris, tombak, dan pedang yang berkualiti baik biasanya dibuat dari minimum 3 jenis lempengan besi-baja ditambah 1 lempengan Nikel atau Meteorit (berkadar besi sangat rendah atau bahkan tidak mengandung besi) yang ditempa berlapis lipat berulang kali menjadi satu kesatuan (nglereh). Akibatnya lipatan-lipatan besi yang berbeda komposisi kimianya memunculkan kontras yang berbeda setelah pewarangan. Sedangkan garis-garis lipatan Nikel / Meteorit yang tidak bereaksi terhadap warangan menimbulkan garis-garis putih yang kadang mengkilap seperti chrome. Kesemuanya itu membentuk gambaran / pola pada permukaan keris yang dikenal sebagai Pamor.
Warangi keris tidak dimaksudkan untuk meracuni bilah keris tersebut sehingga akan mematikan bila tergores olehnya. Persentage Arsenik dalam kristal warangan relatif rendah, apalagi dalam aplikasinya kristal warangan dilarutkan dahulu dalam air perasan limau/jeruk nipis yang banyak sekali (+/- 1grm serbuk warangan dalam 250ml air perahan limau nipis). Dengan demikian kadar Arsenik yang akan menempel di bilah keris rendah sekali kadarnya. Walaupun demikian berhati-hati dalam menangani sebilah keris tetaplah diperlukan.
MENCUCI PUSAKA / MUTIH.
Syarat mutlak agar bilah keris bisa diwarangi dengan baik, adalah bilah harus di putih dengan baik terlebih dulu, setelah terlebih dulu dibersihkan dari berbagai noda, kotoran atau
karatnya, termasuk warangan yang terdahulu / lama / bekas.
Cara ini disebut " MUTIH ".
Salah satu cara tradisional mutih adalah :
* Lepaskan keris dari warangka(sarung keris) dan ukirannya.
Untuk melepaskan besi dari ukiran, putar ukiran(hulu keris) ke arah yang lebih ringan putarannya sambil ditarik atau dicabut.
* Rendam bilah keris dengan air kelapa tua (asam lemah) selama beberapa hari, tergantung kadar kotoran dan karatnya. (air boleh ditaburi dengan bunga setaman/ 7 jenis)
* Gosok bilah dengan limau Nipis sehingga menjadi putih keperakan.
* Buah Lerak dibuang isinya dan diberi sedikit air dalam mangkok agar berbusa/berbuih. Dengan berus halus, gosok keris yang telah dimandikan tadi dengan air Lerak. Saat menggosok keris dengan berus jangan dibolak-balik. Sebaiknya mulai dari pesi sampai ganja terus ke awak-awak hingga pucuk. Lakukan dengan pelan dan mantap hingga benar-benar bersih.
Lebih hati-hati lagi jika membersihkan keris kinatah(salut emas) atau keris yang kembang kacangnya sudah sangat tipis.
Lakukan pada bilah keris baliknya. Setelah benar-benar bersih, keringkan dengan menggunakan kain bersih dengan cara menekan - menekankan kain ke seluruh bagian.
Keris yang telah kering disiram dengan air bersih dan keringkan kembali, seperti sebelumnya.
Saat merendam keris pastikan seluruh bagiannya terendam air kelapa. Air Kelapa Hijau bersifat asam lemah/rendah dan bermanfaat untuk melepaskan kotoran, kerak, dan mempermudah lepasnya karat yang terbentuk di permukaan keris. Kerana sifat asamnya yang lemah, diperlukan perendaman semalaman agar betul-betul meresap dan dapat melepaskan kotoran terutama yang terdapat di pori-pori logam. Sifat itu pula yang membuatnya relatif aman untuk keris.
3.) Gosok permukaan keris dengan irisan limau nipis sampai bersih atau putih mengkilat.
LIMAU / JERUK NIPIS.
Yang dipakai adalah limau Nipis (Jawa: Jeruk Pecel), bukan limau lemon atau limau purut. Limau Nipis dikupas kulitnya dengan pisau kecil, agar cuma tinggal isi dalamnya. Hal ini kerana cairan "sereng/asid" yang keluar dari kulit limau tidak baik untuk melarutkan warangan. Malah mungkin "memperburuk" mutu warangan.
Cara memerah limau ada tekniknya sendiri, baik untuk mutih mahupun terutama untuk bahan cairan warangan. Kelihatannya mudah, tetapi sebenarnya tidak demikian.
Ada beberapa cara memerah limau. Boleh pakai alat (dibelah dan diputar-putar dalam alat perasan limau yang biasa untuk minuman perahan limau), atau "fully manual" alias dengan tangan saja. Limau dibelah membujur-sesuai dengan serat pada belahan Limau. Malah lebih mudah dan enteng lagi, jika di perempat, atau di perlapan. Buangkan bijinya, lalu perah di atas rantang(mangkok tingkat) atau mangkok yang sudah lebih dulu ditutupi saringan/penapis teh-kopi. Perah, dan sekaligus pelan-pelan disaring. Kerana perahan limau/jeruk biasanya katut (terikut) ampasnya, maka memerasnya pun harus cukup sabar. Ampas perahan limau pun masih bisa diperas lagi pakai kain baju, lalu dipicit di atas saringan teh. Setelah mangkok cairan hasil perahan limau terisi, maka tuang cairan ke dalam botol dengan "corong" yang juga - sekali lagi - diberi saringan/tapis, berupa kain baju/kaos yang tak terlalu rapat lubang-lubangnya.
Jadilah sudah, "air jeruk" murni yang bening. Tinggal diletakkan beberapa hari, bisa juga beberapa bulan di botol, maka larutan jeruk akan mengendap sendiri dan menghasilkan larutan jeruk yang sangat bening... Untuk membuat warangan diperlukan sekitar 15 kg limau/jeruk nipis sehingga menjadi sekitar 1,5 liter air limau.
Menggosoknya jangan terlalu keras atau kasar. Dapat pula digosok menggunakan berus gigi yang halus dengan arah gosokan searah, bila ada kerak atau karat yang degil. Boleh juga ditambah air perahan buah mengkudu yang sudah matang (masak). Lalu bilas dengan air bersih yang mengalir. Limau Nipis sifat asamnya agak kuat, persentuhan dengan logam keris dalam jangka waktu yang lama dapat merusak logam keris, boleh menipiskan besi keris. Digunakan untuk membersihkan keris dari karat, buah limau nipis diiris 4-6 bagian dan digosok-gosok pada permukaan keris.
Setelah itu keris dioles dengan jeruk nipis yang sudah di kupas dan dibelah menjadi 2 bagian. Bisa ditambahkan dengan abu gosok, dimana belahan jeruk dimasukkan ke abu gosok dan dioleskan ke keris. Cuci dengan air bersih. Barulah kemudian keris bisa menjadi putih sehingga siap diwarangi. Memutih bilah, bisa dilakukan siapa saja. Tidak perlu ahli. Setelah bilah bebas karat usai direndam air kelapa, dan disikat sabun colek jeruk nipis, ya tinggal disikat terus, pelan-pelan. Sesabar-sabarnya, sabun-jeruk-sabun-jeruk sampai nyaris putih kemilau, seperti seolah bilah dicat warna metalik. Jangan memutihkan keris dengan cara menggunakan bahan kimia.
Hasilnya kotoran dan karat akan terlepas dan permukaan keris akan kelihatan putih mengkilat. Proses ini disebut 'Mutihke'. Air perahan buah pace alias mengkudu fungsinya hampir sama seperti air perahan limau nipis, namun kerana buah mengkudu airnya lebih banyak, membuat pengerjaan lebih mudah. Teksturnya yang lunak(lembut) membuatnya mudah hancur bila digosokkan ke permukaan logam sehingga fungsi limau nipis tak tergantikan sepenuhnya.
4.) Cuci keris sampai bersih dengan buah lerak atau sabun lerak.
Saat mencuci, gosok keris perlahan dan searah dengan berus gigi yang halus. Bila ada kotoran di celah-celahnya, congkel dengan cungkil lidi gigi. Bilas dengan air bersih sampai kotoran (ampas jeruk dan pace) hilang. Jika kotoran yang bersifat asam itu masih tertinggal, maka dapat merusakkan keris kerana bersifat korosif. Buah Lerak berfungsi sebagai sabun alami yang lembut dan tidak merusak besi. Tidak seperti detergen yang bersifat keras. Saat ini banyak dijual sabun lerak cair siap pakai sebagai sabun pencuci batik tulis, namun bila ingin menggunakannya, pilih yang tidak diberi campuran zat kimia tambahan.
5.) Keringkan sampai betul-betul kering dengan menekan-nekan bilah keris dengan kain bersih. Boleh diusap lembut dengan kain bersih yang menyerap air. Dalam proses mengeringkan, keris jangan sampai terkena tangan telanjang lagi. Kerana minyak dan lemak yang ada di tangan dapat menempel di bilah keris yang sudah bersih dan menimbulkan karat.
6.) Oleskan keris dengan cairan warangan(Arsenik) menggunakan kuas(berus untuk lukisan) secara tipis dan merata. Tetapi di sini tidak dijual cairan warangan kerana bersifat racun Arsenik. Dalam mempersiapkan cairan warangan, pilihlah serbuk atau gumpalan kristal warangan alami yang berwarna ungu tua kemerahan. Tumbuk sampai halus sekali, lalu larutkan dalam air perahan limau nipis murni yang sudah disaring bersih. Larutan tersebut sebaiknya disimpan dahulu selama 6 bulan sebelum dipakai.
Ciri-ciri larutan yang sudah jadi adalah warnanya menjadi kecoklatan atau kehitaman.Tidak dianjurkan menggunakan arsenik kimiawi dari toko/kedai kimia kerana kadarnya terlalu tinggi sehingga terlalu keras efeknya. Bilah keris akan mudah kebrangas (terlalu hitam atau hangus) pada saat diwarangi sehingga tidak dilihat. Selain itu bila pengawalan zat arsenik beracun tersebut tidak hati-hati dapat menimbulkan bahaya. Warangi sebaiknya dilakukan di atas sebuah wadah untuk menampung tetesan cairan warangan. Masukkan kembali tetesan tersebut ke dalam botol penyimpan cairan warangan, jangan sembarangan dibuang. Cucilah wadah penampung dengan air yang mengalir.
7.) Angin-anginkan keris dengan posisi berdiri, gunakanlah rak agar pembentukan lapisan senyawa oksida besi-arsenik dengan sempurna.
Pada proses mengangin-anginkan(mengeringkan), keris jangan terkena sinar matahari langsung, namun pilihlah kondisi saat matahari cerah, sekitar pukul 9-11 pagi atau jam 2-4 petang. Perhatikan kontras warna yang terbentuk pada permukaan bilah keris. Bila tingkat kontras yang diinginkan sudah tercapai, lanjutkan ke proses selanjutnya.
8.) Setelah mengangin-anginkan dianggap cukup, bilas lagi keris dengan air mengalir. Namun dalam membilas, jangan disemprot/spray dengan tekanan air yang tinggi atau digosok-gosok, disentuh tangan telanjang. Pembilasan dimaksudkan untuk menghentikan reaksi kimia antara besi dan warangan sehingga keris tidak terlalu hitam atau gosong/hangus.
9.) Keringkan lagi sampai betul-betul kering dengan menekan-nekan bilah dengan kain bersih secara lembut lalu diangin-anginkan. Ingat....! Jangan sampai tersentuh direct tangan telanjang lagi.
10.) Oles keris dengan minyak secara tipis dan merata menggunakan kuas(berus lukis). Dalam meminyaki, jangan sampai keris terlalu basah. Serap kelebihan minyak dengan kain bersih yang ditekan-tekan di permukaan keris. Setelah itu keris diangin-anginkan semalaman dengan posisi berdiri agar bila ada kelebihan minyak dapat menetes turun.
11.) Masukkan kembali pusaka keris ke warangkanya/ sarungnya. Simpanlah di tempat yang kering dan tidak lembab.
Insyaallah sang khodam akan merasa nyaman, dan keris pusaka akan tetap terjaga tuah nya.......
JENIS MINYAK UNTUK KERIS.
Untuk merawat sebuah pusaka memang diperlukan minyak yang berkualiti tinggi dengan perpadua, mantra- mantra sehingga apabila pusaka itu di beri minyak maka sang khodam penjaga akan merasa senang dengan harum wangi khas meskipun khodam pusaka itu telah pergi atau lemah Auranya. Ia pasti akan kembali dengan sendirinya...
Itulah kelebihan minyak yang memang sengaja khusus dibuat untuk merawat benda- benda bertuah, bukan hanya untuk keris sahaja, agar daya dan energinya bisa secara sempurna memancar kerana bila dilihat dari segi mistis memang pusaka yang berkhodam adalah sangat jelas terasa sekali energinya dibanding dengan pusaka biasa, minyak racikan ini mungkin tidak dijual di toko/kedai dan tidak mungkin dapat menyamai tuah nya yang merupakan perpaduan khas minyak untuk merawat pusaka, kalau sahabat-sahabat ingin membuat nya sendiri silahkan aku ajarkan cara membuat minyak di racik sendiri.
Di antaranya minyak Cendana Kraton. Cendana Wulung asli, Gaharu, dan Melati Kraton, Cobra Merah, setelah itu di doakan atau dibacakan mantra agar minyak nya juga mengandung daya energi yang kuat dan hebat, untuk sahabat ku yang memang menjadikan benda bertuah sebagai sarana baiknya memakai minyak jenis ini ....
Tolong manfaat kan minyak ini hanya untuk keperluan merawat pusaka pribadi saja. Tetapi minyak Cendana Wulung sudah sangat langka(sulit didapatkan) di pasaran. Bagi yang memang tahu dan ahli ghaib silahkan scan lihat dan di tembus sendiri aura minyak pusaka hasil racikan doa dan mantra dari aku.....
Jika keris / senjata yang kita miliki sudah cukup banyak maka perlu suatu tempat khusus untuk menampungnya sebagai tempat penyimpanan, mungkin almari khusus, ruang kamar khusus atau juga rumah khusus. Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa dan diposisikan agar yang tangguhnya paling tua berada di posisi paling atas hal ini dimaksudkan untuk menghormati empu pembuat keris tersebut. (jika itu sebuah pusaka kuno pasti dibuat oleh Eyangnya empu zaman sekarang, alangkah baiknya jika pusaka beliau ditempatkan di posisi paling atas sebagai simbol penghormatan kepada empu sesepuh).
Sebagai pecinta budaya bangsa mungkin kita tidak hanya memiliki satu pusaka keris saja, selain keris mungkin kita juga memiliki tombak, pedang, kudi, kerambit, kujang, badik atau jenis senjata yang lain.
TATA CARA MERACIK MINYAK PUSAKA.
BAHAN-BAHANNYA :
– Minyak Paraffin 60 cc (Singer oil atau minyak mesin jahit)
– Bibit( pati asli ) Cendana Keraton (sandalwood) 25 cc.
– Bibit Melati Keraton 5 cc.
– Bibit Kenanga atau Misik(Musk) 10 cc.
Campurkan sehingga menjadi 100 cc, minyak seperti ini sangat sesuai untuk melindungi besi keris. Selain ianya aman juga memiliki haruman yang ideal.
Bibit(pati) Cendana Keraton boleh juga ditambah atau diganti dengan bibit minyak lainnya (Gaharu, Misik, Cobra Merah,dsb...) sesuai selera kerana bersifat sangat subjektif dan terkadang aroma / bau keris juga menunjukkan identiti pemiliknya.
Sangat dilarang mencampurkan bahan parfum atau jenis minyak yang beralkohol, kerana pasti akan menjadikan bilah keris menjadi merah berkarat.
MEMBERI WEWANGIAN. (jika ini rumit tidak perlu dilakukan)
Setelah keris diberi warangan, ada baiknya jika keris diberikan wewangian dupa terlebih dahulu. Caranya :
*- Pertama-tama oleskan keris dengan minyak pusaka tipis saja. Ambil campuran serbuk/bubuk Gaharu, ratus dan ramasala – taburkan pada bilah keris hingga lengket, biarkan beberapa menit.
( Serbuk kayu Ramasala kerana kayunya yang kuat dan menghasilkan damar yang berbau harum dan menjadi bahan campuran pengharum ruangan.)
*- Setelah itu nyalakan lilin. Taruhlah di atas lilin dengan jarak lima jari. Gerakkan ke kiri ke kanan. Biarkan hingga beberapa saat (tidak perlu sampai terbakar..!)
*- Bersihkan dengan berus halus.
*- Gosok lagi dengan minyak pusaka tipis saja seperti di atas.
*- Taburi dengan serbuk/bubuk kayu Cendana dan taruh di atas lilin seperti tadi.
*- Setelah itu bersihkan lagi dengan berus halus. Diamkan beberapa saat.
Oleskan dengan minyak pusaka. Angin-anginkan dan jangan tergesa dimasukkan ke dalam warangka. Jangan menyimpan keris di tempat yang tertutup rapat tanpa sirkulasi udara.
SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT...
Seperti biasa, ambil sisi positif dari pelajaran ini yg negetif jgn diambil. Kekuatan yg tak bisa ditandingi adalah kekuatan daripada Allah swt, Sang Maha Pencipta.
Sekitanya ada tutur bahasa dan tingkah laku yg tak berkenan di hati para sahabat2 semua, aku. Tok Penjejak Badai dgn merendahkan diri memohon maaf....
OLEH :
TOK PENJEJAK BADAI.

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts