PROSES PEMBERSIHAN DIRI.
ISTIGHFAR 14.
ISTIGHFAR 14.
Assalam....sahabat-sahabat yang aku hormati semuanya. Segala puji syukur kehadirat Allah swt. Selawat senantiasa dihatur keatas Junjungan Baginda Nabi Muhammad saw. Dengan mengharap ridho Allah swt dan dengan kerendahan hati yang paling dalam, izinkan aku yang miskin ilmu lagi doif ini berbagi sedikit ilmu dan pengalaman untuk dikongsi bersama sahabat-sahabat semua. Insha Allah....
Di Jawa, kita mengenal tradisi ruwatan untuk membersihkan zahir batin. Di dalam khazanah Islam, terutama sekali dalam kontak MISTIK TASAWUF, kita mengenal dengan ISTIGHFAR yang tujuannya boleh dikatakan sama. Meski tidak sama persis iaitu :
PEMBERSIHAN DIRI DARI DOSA / KESALAHAN SEHINGGA NANTINYA KITA JADI BERSIH ZAHIR BATIN.
ISTIGHFAR 14.
Di dalam pengajaran thariqah diajarkan materi ISTIGHFAR 14 TEMPAT(empat belas). Iaitu Istighfar yang ditujukan / dikhususkan pada empat belas(14) tempat zahir dan batin pada diri manusia yang terdiri dari 7(tujuh) tempat zahir iaitu :
7 TEMPAT ZAHIR.
1.) Mata
2.) Telinga
3.) Hidung
4.) Mulut
5.) Tangan
6.) Kaki
7.) Syahwat dan perut.
2.) Telinga
3.) Hidung
4.) Mulut
5.) Tangan
6.) Kaki
7.) Syahwat dan perut.
7 TEMPAT BATIN.
1.) LATIFATUL QALBY.
Letaknya berada dua jari di bawah susu kiri, di sinilah letak sifat-sifat kemusyrikan, kekafiran, ketahyulan, dan sifat-sifat iblis. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak Istighfar maka akan terisi Iman, Islam, Ihsan, dan Ma’rifat.
2.) LATIFATUR ROH.
Letaknya berada dua jari di bawah susu kanan, disinilah letak sifat binatang jinak(bahimiyah) iaitu sifat-sifat menuruti hawa nafsu. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan membuang sifat-sifat tersebut di atas sehingga hidupnya tidak menuruti kehendak hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan namun selalu berada di dalam ketaatan kepada Allah SWT.
3.) LATIFATUS-SIRRI.
Letaknya berada dua jari di atas susu kiri, disinilah letak sifat binatang buas (syabiyah) yaitu sifat dhalim, pemarah, pendendam. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat kasih sayang dan ramah tamah.
4.) LATIFATUL-KHAFI.
Letaknya berada dua jari di atas susu kanan, disinilah letak sifat-sifat pendengki, khianat (sifat syaithaniah). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat syukur dan sabar.
5.) LATIFATUL-AKHFA.
Letaknya berada di tengah-tengah dada, disinilah letaknya sifat-sifat rabbaniyah, iaitu sifat-sifat Riya’, Sombong, Membanggakan diri, Mempamerkan kebaikan diri (takabur, ujub, sum-a).
Jika Latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyakkan istighfar maka akan terisi sifat-sifat Ikhlas, Khusyu’, dan Tawadhu’.
6.) LATIFATUN-NAFSU NATIQO.
Letaknya berada antara dua kening, disinilah letaknya " Nafsu Amarah."
Iaitu nafsu yang selalu mendorong kepada kejahatan. Jika Latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyakkan istighfar maka akan terisi sifat tentram dan fikiran tenang.
7.) LATIFATUL-KULLU JASAD.
Latifatul-Kullu Jasad yang mengendarai seluruh tubuh jasmani, disinilah letaknya sifat jahil (bodoh) dan ghaflah (malas beribadah). Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi ilmu dan amal.
TATA CARANYA :
Adapun cara beristighfar untuk ke-14 (empat belas) tempat sebagaimana tersebut diatas iaitu dengan cara membaca :
" ASTAGHFIRULLAHAL ’ADZHIIM MIN KULLI DZAN BIN WA-ATUUBU ILAIH."
Dengan meletakkan telapak tangan kanan di masing-masing tempat baik zahir maupun bathin sambil menghayati/ makrifatkan keluarnya kotoran-kotoran dosa yang berada pada tempat tersebut.
Setelah membaca 14 Istighfar tersebut di atas selanjutnya ditutup dengan membaca " Sayyidul Istighfar " / Penghulu Istighfar :
SAYYIDUL ISTIGHFAR.
" ALLAHUMMA, ANTA RABBI, LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANII WA ANA ABDUKA, WA ANA ‘AALA AHDIKA WA WA’ DIKA MASTATHO’ TU A-‘UUDZUBIKA MINSYARRIMAA SHONA’ TU ABUU-ULAKA BINI’ MA TIKA ‘ALAYYA WA ABUU-‘U BIDZAMBII FAGHFIRLII FAINNAHU LAA YAGHFIRUDZ-DZUNUU-BA ILLA ANTA."
ARTINYA :
" Yaa Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak kusembah kecuali hanya Engkau sendiri. Telah Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu, dan berusaha sekuat tenaga untuk setia memegangang janji-Mu. Aku berlindung kepada-Mu daripada kejahatan yang terlanjur yang telah aku lakukan. Aku menyadari akan segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka ampunilah kiranya aku, karena sesungguhnya tiadalah yang mengampuni dosaku itu hanya Engkau."
Itu adalah tata cara doa pembersihan diri, langkah selanjutnya adalah PERILAKU SEHARI-HARI atau KELAKUAN KITA SEHARI-HARI HARUS MENCERMINKAN TAUBAT NASUHA (taubat yang sebenar-benarnya).
Serta mengisinya dengan perbuatan yang baik dan sewajarnya kerana ini adalah pelajaran khusus mengenai lathifah yang mana seseorang tidak dapat mengamalkannya tanpa ada bimbingan dari seorang guru yang zahir terlebih lagi belum mengambil bai’at kepada guru/mursyid yang zahir sebagai bukti kesungguhan dalam belajar untuk membersihkan diri zahir dan bathin.
Pelajaran tentang lathifah ini baru dapat diberikan saat seorang murid sedang berkhalwat dengan didampingi guru/mursyid yg zahir yang dapat mengawasi dan mengarahkan perjalanan ruhani sang murid karena akan banyak ditemui berbagai macam kondisi bathin / fenomena bathin(terbuka kasyaf) yang dikhawatirkan dapat merubah akhlak atau perilaku sang murid.
Memang benar adanya fenomena-fenomena ganjil ketika berkhalwat dan perlu guru mursyid yang membimbing. Tetapi, ilmu ini bukan hanya milik ahli thariqat sahaja, namun ilmu dzikir yang sangat mulia ini patut didapatkan oleh siapapun manusia YANG SUNGGUH-SUNGGUH dalam belajar bukan sekadar coba-coba atau suka-suka oleh sebab itu perlu dibai’at atau diambil sumpahnya kepada Allah dan Rasulullah atas kesungguhannya dalam bermujahaddah.
Demikian kiranya, mohon maaf sebesar-besarnya tidak ada maksud untuk menyalahkan apalagi menggurui sesiapa, sekadar mengingatkan kita semua bahwa KESUNGGUHAN dalam belajar ilmu apapun sangat diperlukan agar mencapai hasil seperti yang diharapkan.
Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ally Muhammad yaa Rabbi yaa Sami’ Du’anah.
Kata Guruku :
HATI ITU TERKADANG MATI TERKADANG HIDUP.
BILA IA MATI, PIMPIN IA KEPADA IBADAH FARDHU.
BILA IA HIDUP, DIDIK IA DENGAN IBADAH SUNNAH.
BILA IA MATI, PIMPIN IA KEPADA IBADAH FARDHU.
BILA IA HIDUP, DIDIK IA DENGAN IBADAH SUNNAH.
Biarpun Kita Menjadi TUAN.
Tetapi Ingat Kita Tetap Ber-TUHAN.
Tetapi Ingat Kita Tetap Ber-TUHAN.
Biar Kita Pandai Mereka Cipta.
Tetapi Ingat Kita Tetap Ciptaan-NYA.
Tetapi Ingat Kita Tetap Ciptaan-NYA.
Biar Kita Menjadi KETUA.
Tetapi Ingat Kita Tetap Menjadi Hamba-NYA.
Tetapi Ingat Kita Tetap Menjadi Hamba-NYA.
Biarpun Kita Megah Mendongak Langit.
Tetapi Kita Tetap Diminta SUJUD pada-NYA.
Tetapi Kita Tetap Diminta SUJUD pada-NYA.
Biarpun Kita MEWAH Dan KAYA RAYA.
Tetapi Semua Yang Kita ADA Adalah Rezeki Daripada-NYA.
Tetapi Semua Yang Kita ADA Adalah Rezeki Daripada-NYA.
SELESAI.....
Seperti biasa, ambil sisi positif dari keilmuan ini. Yang negatif jangan diambil. Kekuatan yang tak dapat ditandingi adalah kekuatan daripada Allah swt, Sang Maha Pencipta.
Sekiranya ada tutur bahasa dan tingkah laku yang tak berkenan dihati para sahabat-sahabat semua, aku. Tok Penjejak Badai dengan merendahkan diri memohon maaf.
TERIMA KASIH...
OLEH :
TOK PENJEJAK BADAI.
No comments:
Post a Comment