Trending

Saturday, 21 July 2018

INTI SARI WEJANGAN PANGERSA ABAH ANOM



INTI SARI WEJANGAN PANGERSA ABAH ANOM.
Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin r.a (Abah Anom).
JANGAN MENGHINA ATAU MENCELA.
Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa barakatuh sahabat-sahabat ahli Kampus Tok Badai dan sahabat pengunjung Fb yang aku hormati semuanya. Tidak kira dimana jua berada, baik dari dunia nyata mahupun sahabat dari dunia ghaib. Segala puji syukur kehadirat Allah swt dan Sholawat ke atas junjungan Nabi Muhammad saw. Semoga selalu diberkahi dan tetap terjaga Iman Islam kita semua, Aamiiin..
Alhamdulillahi Hamdan Katsiron Thoyyiban Mubaarokan Fiihi, Allahumma Sholli ‘Alaa Sayyidina Muhammad wa ‘Alaa Aali Sayyidinaa Muhammad.
Surah Al Ahzab ayat : 56, Allah berfirman :
" Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ.
Allahumma Sholli 'Ala Muhammad Wa 'Ala Ali Muhammad.
Alhamdulillah, sebelum di ijazahkan ASR Al Hikmah, abah memberi tausiah atau petuah kepada semua muridnya. Semoga wejangan abah ini dapat diambil manfaatnya untuk kita dan ilmu yang di ijazahkan ini menjadi amalan kita untuk membantu sesama. Bacalah dan fahamilah setiap baris kata-kata abah ini..
Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
" Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa yaskhar qaumun min qaumin 'asaa an yakuunuu khairan minhum wa laa nisaa-un min nisaa-in 'asaa an yakunna khairan minhunna wa laa talmizuu anfusakum wa laa tanaabazuu bil alqaabi bi`saasmul fusuuqu ba'da-iimaani wa man lam yatub fa-uulaa-ika humuzh-zhaalimuun(a)."
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Jangan suka menghina atau mencaci, sebab siapa tahu yang dibenci lebih bagus daripada yang membenci. Siapa tahu yang dihina lebih bagus daripada yang dihina. Untuk membendung itu, buanglah perasaan(sifat) :
1.) Lebih bagus kita daripada orang lain.
2.) Merasa cukup menjadi ahli ibadah.
3.) Menyangka orang lain salah terus dan selalu memperlihatkan kelebihan diri.
Untuk menahannya hanya dengan bersih hati dan ikhlas rasa.
Ingat, jangan melakukan ibadah dibarengi(disertai) dengan Takabbur, Ria, Ujub, dan merendahkan orang lain, kerana ibadahnya bisa tidak menjadi ibadah.
Jika dihina, bersabarlah. Dengan kesabaran, siapa tahu yang menghina bisa sadar. Tapi jika dihina orang langsung marah, maka tidak akan ada hentinya.
Jika dihina maka diamlah. Jika direndahkan, maka janganlah berbicara sedikitpun. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi yang akan merasakan sabar dan tawakkal.
Perlihatkan sabar dan biarkanlah orang lain menghina dan mengejek kita. Hasil dari sabar adalah repeh rapih maslahat lahir dan bathin.(kehidupan yg aman dan tenteram)
Thorekat ini jangan disia-siakan sebab merupakan tugas dari Allah dan perintah dari Nabi. Jika disia-siakan, tentu tidak akan ada hasilnya.
Nabi saw bersabda :
" Allahhu robbuna wa robbukum lanaa amalunaa wa lakum amalukum laa hujjata bainanaa wa bainakum."
Artinya :
Allah tuhan kita semua. Amal kita untuk kita, amal orang lain untuk dirinya, jangan ada pertengkaran antara kita semua.
Ingat, jangan ada percekcokan(perselisihan), karena itu adalah wujud buruknya amal dan dapat merusak amal.
Mari kita mencontohi nabi, di saat berdakwah di Thoif, beliau dilempari hingga berdarah, kemudian ditawari oleh Malaikat Jibril supaya orang yang melemparinya dihancurkan, kemudian nabi menjawab :
" Hei Malaikat Jibril, kalau orang itu dihancurkan, bagaimana nanti anaknya..? Andaikan ayahnya saat ini tidak mahu, mudah-mudahan cucunya nanti mahu."
Seperti itulah ketabahan Rasulullah saw.
Jalankan Syareat, Thorekat, Hakekat dan Makrifat, supaya badannya berisi, nyawanya terisi, rasanya terisi, dan rasa dan rasanya terisi. Alat untuk mengisinya adalah zikrullah. Isikan zikir tersebut ke dalam setiap Lathifah, dari Qolbi, Ruhi, Sirri, Khofi, Akhfa, Nafsi, sampai kepada Qolab. Rambut, Kulit, Daging, Tulang, Sumsum, Urat, dan Darah penuh dengan rasa zikir.
Zikir tersebut tidak akan mengisi jika tetap tidak fokus.
Ibadahkan badan dengan cara melaksanakan Fiqih.
Ibadahkan nyawa dengan cara melaksanakan Tasawuf.
Ibadahkan rasa dengan cara melaksanakan Tauhid.
Ibadahkan rasa dalam rasa dengan cara yakin seyakin-yakinnya.
Tidak termasuk yakin jika belum benar-benar percayanya, sesaat percaya, sesaat lagi ragu. Itu berarti kosong. Kalau sedang banyak uang percaya segalanya dari Allah, tapi kalau tidak sedang punya uang ragu kepada tuhan.
Untuk meningkatkan yakin, maka zikirnya harus merasuki setiap Lathifah agar terus meningkat kepada Muroqobah.
Isra Mi’raj mengandung makna :
Isra, berjalan terus pantang mundur. Mi’raj, naik terus dan terus naik. Maknanya yaitu menjalankan ibadah yang tidak ada hentinya.
" Rek kumaha lumampah dina ibadah anu teu eureun-eureun mun dina dzikir ge sok dipake ngalamun, kulantaran kitu kudu."
Artinya lebih kurang :
Mahu menjalankan ibadah yang tiada hentinya, kalau dalam zikir dipakai untuk melamun. Oleh kerana itu, maka kita harus "ud khulù fìs silmi kàffah."( masuklah ke dalam Islam secara menyeluruh.) al Baqarah : 208.
Iaitu pasrah kepada tuhan, menyerahkan segala kepada tuhan. Amal kita tergantung kepada penyerahan yang kita lakukan :
" Inna sholaati wa nusukì wa mahyaaya wa mamaati lillàhi Rabbil 'Alamìn."
" Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku, aku serahkan kepada tuhan sekalian alam." (Doa Iftitah).
Pentingnya zikir harus sampai keluar suara adalah supaya timbul dalam diri rasa cinta. Seperti sabda Nabi :
" Alàmatu hubbillàhhi hubbu zikrillah."
Cirinya cinta kepada Allah adalah cinta kepada zikir pada Allah.
Apakah yang suka zikir sudah timbul cintanya...? Jika semenit cinta tapi sejam tidak, maka itu belum termasuk cinta. Jika baru saja memulai zikir ketiga menuju keempat sudah sayyiduna, maka itu belum termasuk cinta. Bukan tidak suka zikir tapi belum cinta pada dzikir.
Rasa cinta bisa timbul kerana dibiasakan. Adapun jika sudah cinta, maka akan mendapatkan makrifat, yaitu menyerahkan segala kepada tuhan, apakah itu dalam ibadah, termasuk ketika makan minum juga atau di saat apapun juga, raga dan nyawa kita dipasrahkan kepada tuhan.
Yang namanya pasrah itu bukan badan menghadap tapi hati membelakangi.
Segera laksanakan Thorekat Qodiriyyah Naqsyabandiyyah ini dengan sungguh-sungguh meskipun sedang belajar juga syareat tetap kita pakai, meskipun hanya baru boleh membaca juga thorekat kita jalankan, agar syareat dan thorekat, badan dan hati condong kepada lillahi ta`ala.
Manusia yang lillahi ta`ala adalah manusia yang selalu hatinya sadar zikir kepada Allah, sebagaimana sabda Nabi saw :
" Zikrul khofi afdholu min zikril jahri sabi'ina du'fan."
Zikir khofi(pelan) lebih utama daripada zikir jahar(kuat), dengan 70 lipatan keutamanaanya. (HR.Baihaqi).
Sabdanya juga :
" Là tasma'ul hafadho."
Tidak terdengar oleh Malaikat Hafadho.
Tidak terdengar, tidak tertulis tidak tercatat, kecuali Allah yang mendengar, menuliskan, dan mencatatkan.
Amal yang lupa dari zikrul khofi, maka Allah berfirman :
" Kenapa tidak ada lillahi-nya..? Kenapa tidak ditujukan pada-Ku."
Nah, jika demikian, maka amal kita dikembalikan lagi, malah dilemparkan kepada yang punya amalnya, sebab penuh dengan Ria, Ujub, dan Takabbur.
Untuk manusia yang telah dimasuki zikir khofi, maka harus
" idzabtuliya shobaro wa idza u'thiya syakaro."
Dimana musibah datang, maka harus bersabar, dimana datang kebahagiaan, maka harus bersyukur.
" Mun datang musibah, harita keneh kudu karasa yen musibah teh ti Allah, teu kudu ditalengteng deui."
Artinya lebih kurang :
Jika musibah datang, maka saat itu juga harus merasa bahwa musibah adalah dari Allah.
Teu kudu ditalengteng deui. Kadongdora atuh mun kapanggihna geus 8 poe atawa saba'dana nyiksa anak jeung pamajikan, bari teu pira musibahna, pedah pare ku beurit.
Jika kebahagiaan datang, maka saat itu juga bersyukur kepada Allah.Jika telah ajeg zikir khofinya, musibah datang, sabar, bahagia datang, syukur, sebab sudah merasa bahwa diri sendiri juga banyak salahnya.
Disebut dalam hadis qudsi :
" Barangsiapa yang tidak pasrah terhadap takdir-Ku, barangsiapa yang tidak sabar terhadap cobaan dari-Ku, barangsiapa yang tidak bersyukur terhadap anugerah dari-Ku, maka keluarlah dari bawah langit-Ku, dan carilah tuhan selain-Ku."
Demikian kerasnya kemarahan Allah, dikeranakan tidak bertemunya rasa kita dengan rasa lillah, Allah berfirman dalam hadis qudsi :
" Aku adalah sesuatu yang harus diingat oleh manusia, dirasakan oleh manusia, manusia juga adalah rasa-Ku. Rasakan saja segalanya kerana segalanya milik Allah."
Diberi seperti ini salah, diberi seperti itu salah, kalau begitu berarti inginnya yang lain.
Untuk membuang musibah, masukkan zikir khofi agar merasuki tulang hingga ke sumsum, supaya selamanya merasa diawasi oleh Allah. Itulah yang disebut Muroqobah.
Zikir tersebut, laksanakan dengan sungguh-sungguh untuk mengisi rasa, jangan sampai dirongrong(sedikit2) oleh segala aturan. Jika mendapatkan rasa pedih atau kesulitan, maka anggaplah lalab(sayur2an/lauk), bumbu(rempah) dari Allah untuk melatih diri kita.
Sealim-alimnya orang, kalau belum masuk Thoriqoh itu imannya hanya separuh. Syaitan tidak akan rela sebelum hati manusia lupa kepada Allah. Paku kecil yang berkarat saja dapat membahayakan apabila menusuk telapak kaki, apalagi hati yang dikeranakan lupa kepada Allah.
Walaupun seseorang memiliki kemampuan yang luar biasa bisa terbang, tubuh menjadi seribu dalam satu waktu, berjalan di atas air dan sebagainya. Belum dianggap mencapai kesempurnaan kalau belum bermak'rifat kepada Allah.
Inilah kata-kata nasihat yang disampaikan oleh abah kepada kami semua sebelum di ijazahkan ilmu Asma' Sunge Rajeh Al Hikmah. Ilmu ini berbeza dari ilmu ASR yang lain-lainnya. Ilmu ini adalah khusus untuk ahli kampus sahaja. Nanti aku posting kan ilmu ASR Al Hikmah di kampus. Bagi sahabat-sahabat ahli kampus yang ingin mengamalkannya di persilahkan. Aku sudah mengijazahkannya dengan sempurna.
SEKIAN....
OLEH :
TOK PENJEJAK BADAI.







Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts