Trending

Friday, 15 June 2018

Pengertian Wujud Qidam Baqa Dan Mukhalafatuhu Lil Hawadits Bagi Allah


Pengertian Wujud, Qidam, Baqa Dan Mukhalafatuhu Lil Hawadits Bagi Allah
فَوَاجِبُ لَهُ الْوُجُوْدُ وَالْقِدَمْ كَذَا بَقَاءُ لاَ يُشَابُ بِالْعَـدَمْ
وَأَنَّهُ لِمَـا يَنَـالُ الْعَـدَمُ مُخَالِفٌ بُرْهَانُ هَذَا الْقِـدَمُ
"Maka sifat yang wajib bagi Allah, adalah wujud, qidam, baqâ yang tidak berkesudahan dan mukhâlafah lil hawâdith (berlainan dengan tiap-tiap sesuatu yang bersifat dengan ‘adam). Dalil untuk ini adalah dalil qidam".
Sifat-sifat yang wajib ada pada Allah ada 20 (dua puluh), namun dalam bait ini menyebutkan 4 (empat) sifat.
1. Wujud (ada).
Wujud artinya ada, dan wajib menyakini dengan sesungguhnya bahwa Allah itu ADA, tidak boleh tidak ada, karena akal tidak dapat menerima bahwa Allah itu TIDAK ADA.
Wujud (ada) adalah satu sifat yang sangat sulit untuk dipahami, karena meskipun kita mengakui bahwa diri (zat) itu ADA, akan tetapi sangat sulit untuk membedakan antara ZAT dengan ADA sehingga berkopetensi ZAT adalah ADA, ADA adalah ZAT, dalam artian tidak ada perbedaan antara ZAT dengan ADA, dan mungkin juga bahwa ZAT bukan ADA, ADA bukan ZAT, akan tetapi ADA adalah suatu sifat yang bersarang dan bertempat pada ZAT dan ZAT adalah suatu tempat untuk diposisika ADA. Ini tidak ada bedanya, baik ADA (wujud) yang terdapat pada Allah maupun yang terdapat pada mahkluk (hawadits). Oleh karena demikian timbullah beragam pendapat dikalangan filosof tentang makna WUJUD. Di antaranya:
Menurut Imam Al asy’ariy bahwa, WUJUD adalah diri zat (‘ainu zat), bukan sifat, karena zat bukan sifat dan sifat bukan zat, maka WUJUD adalah bukan sifat yang berbeda dan selain dari diri zat (laisa bi zaizi ‘alaiha), akan tetapi WUJUD adalah zat dan zat adalah WUJUD, maka WUJUD dan ZAT merupakan dua kata yang bersamaan artinya (taraduf). DIRI (‘ain) dalam bahasa arab disebut dengan nafs, maka karena WUJUD bermakna diri zat sebagaimana terjemahan dari nafsu, sehigga WUJUD tersebut di dikatakan dengan sifat nafsiyah yang dihubungkan (nisbah) kepada kalimat nafs. Maka berdasar pendapat ini, mengatagorikan WUJUD sebagai sifat adalah majaz (kiasan).
Menurut Imam Fakhrur Raziy, bahwa WUJUD adalah sifat stubutiyah, beliau mendefinisikan
الحال الواجب للذات ما دمامت الذات غير معللة بعلة
“Satu keadaan yang wajib dan mesti ada pada zat, ada keadaan tersebut tidak dikarenakan dengan sesuatu karena” .
Perbedaan antara sifat stubutiyah dengan sifat maujudat, kalau stubutiyah berada antara ada dan tidak, sifat itu ada tetapi tidak dapat dilihat yang tingkatan wujudnya berada pada kharijil az azhan tidak ada pada kharijil a’yan, untuk sifat ini dalam bahasa arab sering diibarat dengan sabit bizzat, akan tetapi kalau sifat mawjudat diibarat dengan qaimah biz zat, yaitu nyata, bisa diraba dan dapat dilihat walau harus dibuka hijab terlebih dahulu.
Wujud dasar pendapat ini termasuk kedalam sifat bukan diri zat (‘ainuz zat), sifat yang dimaksudkan disini adalah sifat hal atau stubutiyah yang berada antara ada dan tidak, sifat tersebut ada akan tetapi tidak dapat dilihat karena posisinya tidak berada pada kharijil a’yan
Sifat hal wujud berbeda dengan sifat hal pada ma’nawiyah, karena wujud Allah tidak didahului dengan sebab, ilat dan tidak ada zat lain yang menciptakannya akan tetapi Allah ada dengan sendirinya, dalam istilah Tauhid disebut dengan Wujud zatiy, sifat ma’nawiyah wujudnya dengan ada sifat ma’aniy seperti Qadirun dengan sebab ada Qudrah, Muridun dengan ada Iradah dan seterusnya.
Imam Al-asy’ariy dan Imam Fakhrur Raziy berbeda tentang pengertian wujud namun keduanya sepakat bahwa Allah itu ada , kita tidak wajib mendalami makna hakikat wujud karena tidak mengerti hakikat wujud tidak dapat merusakkan aqidah yang terpenting menyakini bahwa Allah itu ada, tidak boleh dengan tidak ada karena demikian sehingga keduanya masih digolongkan kedalam aqidah ahlus sunnah waljamaah.
2. Qidam (sedia)
Dalam Ummul Barahin Imam Sanusy mendefinisikan Qidam dengan 3 (tiga) bahasa, hal 76
عبارة عن سلب العدم السابق على الوجود
Qidam adalah kata lain dari pada menafikan Tiada yang mendahului Ada.
عبارة عن عدم الاولية للوجود
Qidam adalah dari pada tiada awal wujud
عبارة عن عدم افتتاح الوجود
Qidam adalah singkatan dari pada tiada permulaan wujud
Ketiga macam defenisi Qidam tersebut mempunyai maksud yang sama yaitu menyatakan bahwa wujud Allah tidak diawali oleh tidak ada yang kemudian baru ada, dengan kata lain tiada satu saatpun yang telah lewat yang tidak ada Allah, Allah senantiasa ada dari dahulu sampai sekarang, dengan tidak didahului oleh proses penciptaan. Hal ini berbeda dengan alam, alam diciptakan dari ketiadaan, pertama tidak ada sama sekali, kemudian diciptakan oleh Allah maka ia ada, muncul alam tersebut setelah tidak ada, ada masa-masa yang telah lewat yang kosong dari pada alam kemudian alam tersebut ada, sebagaimana yang ada pada diri kita sendiri, kita tidak ada sebelum kita dilahirkan dan kemudian secara tiba-tiba kita muncul di muka bumi. Justru karena sifat alam seperti demikian sehingga di sebut baharu,

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts