Trending

Sunday, 10 June 2018

DAN TUHAN ITU HARUS YANG BAGAIMANA


SIAPAKAH ITU TU-HAN ?... DAN TUHAN ITU HARUS YANG BAGAIMANA?
Tuhan atau apa juga nama-nama lainNya, bukan hal akal untuk engkau fikirkan. Tuhan juga bukan hal perasaan yang engkau bisa rasakan. Apa saja yang engkau fikirkan dan apa saja yang engkau rasakan, adalah hal fikiran dan hal perasaan Diri engkau sendiri, bukan hal Tuhan.
Contoh :
Engkau memikirkan hal kekasih engkau dan engkau merasakan kerinduan terhadapnya. Hal fikiran dan kerinduan engkau itu adalah hal yang tercetus dalam Diri engkau sendiri, bukan hal yang tercetus di dalam Diri kekasih engkau. Makanya, hal fikiran dan kerinduan yang berlaku itu, adalah hal Diri engkau sendiri.
Perkataan TU-HAN atau apapun namaNya, lahir dari cetusan fikiran engkau sendiri. Engkau yang menamakanNya dan memanggilNya mengikut pengalaman pembelajaran engkau di 'Sekolah Kehidupan'.
Hal Ketuhanan sentiasa menjadi bahan perdebatan sesama Manu-sia. Kenapa? Kerana Manu-sia mendefinasikan Tuhan mengikut kepala hotak masing-masing. Definasi itu pula menjadi berbeda-beda mengikut sistem agama, sistem pembelajaran dan sistem kebudayaan masyarakatnya. Masing-masing mengatakan Tuhan itu harus begini dan Tuhan itu harus begitu.
Makanya...
Tuhan itu harus yang bagaimana?
Selagi engkau memperkatakanNya, selagi itu engkau menampakkan bahawa Tuhan itu wujud dalam kepala hotak engkau sendiri. Jika begitu, apakah Tuhan engkau itu begitu terbatas dan kerdil hingga engkau bisa menempatkanNya di dalam ruang kepala hotak engkau sendiri ?
Atau...
Apakah Tuhan itu sendiri yang menempatkan DiriNya di dalam ruang DiriNya sendiri? Jika Dia yang menempatkan DiriNya di mana-mana ruang, bagaimana pula engkau yang makhluk itu boleh tahu? Apakah engkau itu Tuhan ? Jika engkau Tuhan, mengapa engkau masih terbatas?
Engkau mungkin mengatakan bahawa engkau sekadar membicarakan sifat-sifat Tuhan, bukan membicarakan Zat Tuhan. Namun bagaimana engkau yang terbatas itu masih mampu mengetahui tentang Sifat Tuhan ? Bukankah segala hal ketuhanan melangkaui pencapaian akal makhluk ? Bagaimana hal di luar akal masih boleh dijelaskan oleh akal? Bagaimana hal di luar rasa masih boleh dirasakan oleh perasaan?
Di suatu sudut, engkau mengatakan Tuhan itu tidak bertempat, namun di suatu sudut yang lain, engkau tidak sedar yang engkau menempatkan Tuhan itu dalam kepala hotak engkau sendiri. Akhirnya, tanpa engkau sedar, engkau membicarakan hal Tuhan seperti, Tuhan itu makhluk.
Bagaimanakah Tuhan yang melangkaui hal akal dan melangkaui hal perasaan itu dapat engkau perkatakan? Bagaimanakah hal Tuhan yang di luar jangkauan akal dan di luar jangkauan perasaan itu masih boleh diperkatakan akal dan masih boleh dirasakan perasaan?
Namun...
Salahkah jika hal Tuhan itu masih diperkatakan? Salahkah jika Tuhan itu bertempat di dalam kepala hotak engkau ? Salahkah jika engkau mengatakan Tuhan itu bertempat di dalam dada orang-orang mukmin?
Tidak salah....
sebab Tuhan itu Maha meliputi. Tidak salah, kerana semua ungkapan ketuhanan itu hanyalah sekadar metafora atau perlambangan atau bahasa kiasan sahaja. Tidak salah, kerana realitinya, kita membicarakan hal Diri kita, bukan hal Diri Tuhan. Jika di sini engkau mengatakan ada dua wujud, bagaimana engkau tahu? Bukankah akal engkau itu sendiri yang memberi tahu?
Justeru itu...
janganlah engkau memperlekehkan pendapat orang yang tidak bersetuju dengan engkau kerana ketidaksetujuan mereka itu juga adalah atas perbedaan yang wujud dek akal mereka sendiri bukan perbedaan hakikat Tuhan.
Makanya, Tuhan itu harus bagaimana ?
KELU !!

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts