SYAIKH ABDUL QADIR JAILANI DENGAN MAWAR DIATAS CAWAN
banyak kisah tentang kearifan dan kebijaksanaan dari Sultanul Auliya yang sangat terkenal ini, salah satunya adalah bagaimana beliau menyikapi sikap sinis orang dengan lembut dan menawan.
Syaikh Abdul Qadir al Jailani sangat akrab dengan dengan indra pendengaran kita. Suatu ketika, saat beliau hendak berkunjung ke kota Baghdad, segenap penduduk kota itu dihinggapi rasa cemas. Sebagai kota yang dikenal banyak dihuni para cendekiawan, Ulama dan Ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, kedatangannya jelas tak diperlukan.Anggapan ini muncul kerana ketakutan yang berlebihan, bahwa kehadirannya akan menjadi pesaing bagi mereka.
Syaikh Abdul Qadir al Jailani sangat akrab dengan dengan indra pendengaran kita. Suatu ketika, saat beliau hendak berkunjung ke kota Baghdad, segenap penduduk kota itu dihinggapi rasa cemas. Sebagai kota yang dikenal banyak dihuni para cendekiawan, Ulama dan Ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, kedatangannya jelas tak diperlukan.Anggapan ini muncul kerana ketakutan yang berlebihan, bahwa kehadirannya akan menjadi pesaing bagi mereka.
Atas desakan ilmuwan dan agamawan, pemegang kuasa kota kemudian mengutus seorang utusan untuk menghantarkan cawan berisi air agar disampaikan kepada Syaikh Abdul Qadir yang masih berada di luar kota. Cawan berisi air itu sebagai tanda bahwa kota Baghdad sudah penuh sesak dengan para ilmuwan dan tokoh agama hingga kehadirannya tidak diperlukan.
Beliau mengerti betul pesan di balik secawan air yang dikirim kepadanya. Ia kemudian mengambil setangkai setangkai bunga mawar dan meletakkannya di atas air, seraya meminta utusan itu membawa kembali cawan itu.
Sesampai di kota, para cendekiawan dan pemuka agama tersentak melihat si utusan membawa kembali cawan tersebut.
Menyaksikan keelokan bunga mawar di atas cawan dan harum wangi yang dibawanya, membuat mereka sedar bahawa kehadiran seorang bijak bagai bunga mawar yang tak akan membebani siapapun. Kebijakan seorang sufi justru menawarkan keghairahan dan kesegaran baru, bagai air yang tak lagi tawar karena aroma mawar di atasnya
No comments:
Post a Comment