Trending

Tuesday 14 March 2017

TIADA HURUF TIADA SUARA



TIADA HURUF TIADA SUARA
Naiknya nafas sifat
Turunnya nafas zat
Hilangnya nafas asma
Naiknya nafas, bukan huruf
Turunnya nafas, bukan suara
Atau pun degung.
LENYAPNYA NAFAS TURUNNYA NAFAS NAIKNYA NAFAS
BERSATUNYA NAFAS.
A I U = AKU INI HIDUP
LA HURUFIN WALA SAUTIN.
TIADA HURUF TIADA SUARA TIADA KATA-KATA.
KUDRAT
ILMU
IRADAT
HAYAT
SAMA
KALAM
SHIFAT 7
BASAR
INSAN INSAN
INSAN IMAN
RAHSIA ISLAM
NYATA TAUHID
HATI MA’RIFAT
ZATTUBUH MA’RIFAT
AF’AL
SIFAT
ASMA
LAISA
TA’ALA SANI TA’AIN AWAL LA TA’AIN
ROH IDHOFI UJUD IDHOFI ALLAH
RAHSIA SIR ZAT
ROH ROH
NYAWA
PENGRASA PENGLIHAT PENDENGAR PENCIUM
KAKI PUSAT DADA KEPALA
Maghrib Ashar Zohor Subuh
ISYA : meliputi seluruhnya ataupun dengan kata lain zahir bathin...
NYAWA ADAM
SHARIAT : TUBUH
TARIKAT : HATI
HAKIKAT : RUH
MAKRIFAT : RAHSIA NYAWA MUHAMMAD FANA MUHAMMAD
PADA ALLAH
NUR MUHAMMAD = NUR ALLAH
HA DAN ALLAH“WAL AWAL WAL ACHIR”NAH : INILAH ZIKIR MARIFAT ATAU RAHSIA (SEMPURNA) KENAL DAN MENGENAL
HA ALIF
TIDAK BERHURUF TIDAK BERSUARA DAN TIDAK ADA KATA-KATA.
AKU ADALAH AKU DALAM SEGALA HAL
Tidak akan diucapkan kalimat AKU : melainkan oleh orang yang berkawan dengan kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat. Tidaklah semuanya benar bagi orang yang ber-AKU-AKU. Engkau berani mengatakan AKU ; sedang engkau masih terhijab/terdinding dari padaku. Pesona dunia ini masih mencekam dirinya (dirimu), masing-masing akan menyambar dirimu dengan seruan kepad zat dirimu, engkau saja masih didalam keghaipan yang kelam daripadaku. Maka apabila engkau telah melihat AKU; dan aku pun telah bernyata dihadapanmu, maka tetapkanlah keteguhanmu, maka tiada Aku lagi, melainkan aku.
Telah kuciptakan atau aku adakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan ; antara lain tujuan itu ialah ; CINTAMU KEPADA DIRIMU SENDIRI.
Itulah titisan waham atau kalimat yang engkau warisi. Kata-kata Aku adalah egomu sendiri ; Aku berlepas diri dari anggapan yang demikian. Dan tidak lain ZAT itu, melainkan kepunyaanku jua. Dan tidak lain AKU itu, kecuali hanya untukmu semata.
Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula persoalan. Hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat waham atau dugaan saja (sangka-sangka).
Hal ini disebabkan kerana caramu berfikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan. Engkau dalam setiap saat terbagi kepada : “menyaksikan dan disaksikan
Dua menjadi satu (Tunggal) dalam bentuk perjodohan. Jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai. Adapun hakikatnya sendiri tersembunyi jauh dibalik perjodohan itu, meninggi atasnya, jauh dari segala itu semuanya. Sekarang engkau bukan lagi ZAT dan perjodohan; tetapi engkau hanyalah RUH dari RUHKU, tiada nisbah bagimu melainkan padaku. Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali dikala terangkat daripadamu tirai penutup dan engkau memandangku ketika itulah engkau telah lenyap dari pada dirimu yang berjodohan yang bersifat serba duga/waham (sangka-sangka).
Dirimu yang sebenarnya yang bukan ZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi hanya engkau semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR, meninggi, tidak nisbah melainkan kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi mengata AKU.
Melainkan engkau mengatakan “ENGKAU TUHANKU”
Akumu itu adalah rahsiaku jua adanya. Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU adalah untukmu semata. Dan sekarang engkau adalah hambaku, Hai hambaku.
Jika engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah tiada, maka tiada lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab, dan bila sebab telah lenyap tiada lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab.





Comments
0 Comments
Facebook Comments by Blogger Widgets

No comments:

Post a Comment

About

Popular Posts